Bila mampu, orangtua bisa memperlihatkan rasa syukur dengan berbagi angpau atau sumbangan ke panti asuhan, panti jompo, atau penyandang disabilitas secara langsung.
Dengan menunjukkan cara ini, anak bisa belajar secara langsung untuk bersyukur atas apa yang dimilikinya.
Mereka juga memahami bahwa membantu orang-orang yang membutuhkan atau kurang beruntung adalah tugas mereka sebagai sesama manusia.
Sampaikan juga bahwa tidak semua orang dapat merayakan hari Idul Fitri dengan makan-makan atau berkumpul bersama keluarga karena keterbatasan ekonomi.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Kumpul Bersama Kakek dan Nenek Ternyata Punya Manfaat Besar loh Buat si Kecil
Selanjutnya, ajarkan anak tentang konsep saling memaafkan dengan mengajak anak untuk bersalaman dengan keluarga ataupun tetangga sekitar.
Orangtua bisa menjelaskan bahwa saling memaafkan dapat menyempurnakan ibadah puasa selama satu bulan sebelum kembali ke fitrah.
Jika anak masih kecil, orangtua bisa memberikan contoh sederhana di mana anak meminta maaf kepada sang kakak dan sebaliknya, misalnya karena pernah iseng atau jahil.
“Melalui kebiasaan ini, orangtua mengajarkan bahwa mudik di saat Lebaran bukan sekadar ritual tahunan."
"Jika kebetulan tidak bisa mudik, kita masih bisa bermaaf-maafan melalui telepon,” jelas Nurul. (*)
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Okki Margaretha |