Menurut dokter anak, Zuhair Al-jaro, meskipun Suzy hanya mengalami memar fisik akibat tertimbun di bawah reruntuhan selama 7 jam, gadis itu mengalami trauma dan syok parah.
"Dia mengalami depresi berat," katanya.
Suzy baru mau makan sesuatu setelah diizinkan keluar sebentar di luar rumah sakit dan melihat sepupunya.
Saat ayah berbincang dengan awak media, Suzy duduk di ranjang di sebelahnya.
Ia diam dan mengamati wajah orang-orang di ruangan itu tetapi jarang melakukan kontak mata.
Ketika ditanya apa yang ia inginkan saat besar nanti, ia hanya memalingkan muka.
Saat ayahnya menjawab bahwa putrinya ingin menjadi seorang dokter, Suzy mulai terisak-isak dengan keras.
Ishkontana, yang baru-baru ini berhenti bekerja sebagai pelayan akibat pandemi Covid-19, mengatakan Suzy cerdas dan paham teknologi serta menyukai smartphone dan tablet.
"Dia menjelajahinya, dia memiliki lebih banyak pengalaman berurusan dengan gawai daripada saya," katanya.
"Dia juga suka belajar dan akan mengumpulkan semua saudara kandungnya ke dalam sebuah "kelas" permainan, lalu berperan sebagai guru mereka," lanjutnya.
Sementara itu, sejauh ini, konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza sudah menewaskan 217 orang dari pihak Palestina, termasuk 63 anak-anak. Sedangkan Israel kehilangan 12 warganya.
Tidaknya hanya kehilangan nyawa, anak-anak juga mengalami trauma akibat konflik panjang Israel dan Palestina.
(*)
Heboh, YouTuber Asal Thailand Ini Nyamar di Indonesia, Ternyata Nipu hingga Rp 931 M dan Pengin Jadi Idol Kpop, Begini Akhirnya
Source | : | News 18 |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Mia Della Vita |