Grid.ID - Inul Daratista merupakan salah satu pedangdut ternama di Tanah Air.
Namun, jauh sebelum menjadi pedangdut ternama, Inul Daratista rupanya sempat mengalami hidup sulit.
Bahkan, saat menikah dengan Adam Suseno, Inul Daratista diberi mahar emas yang masih utang.
Tak berhenti di situ, Inul Daratista dan Adam Suseno hanya memiliki uang Rp 500 ribu untuk menggelar pesta pernikahannya.
Simak cerita selengkapnya berikut ini.
'Mas Adam Orangnya Menakutkan'
Kalau melihat sosok Inul Daratista di televisi, pasti yang tergambar adalah sosok wanita yang glamor dan bergelimang harta.
Di akun Instagram pribadinya, Ia juga sering membagikan kata-kata motivasi yang membangun supaya kita bisa maju.
Pasalnya dengan menananmkan pikiran seperti itu, kini Ia bisa memiliki gurita bisnis yang sangat menguntungkan.
Namun kalau dilihat dari masa lalunya, Inul tidak datang dari keluarga kaya raya.
Bahkan Ia cerita harus hidup luntang-lantung di jalanan setelah pulang manggung.
Ya, awal berkarier sebagai pedangdut, Ia memang tidak langsung ke panggung besar, melainkan panggung kecil di pinggir desa.
Kehidupan keluarganya pun serba susah, bahkan Ia mengaku masa kecilnya tidak bahagia.
'Masa kecil sy tdk bahagia.
Bpk saya penjahit, emak saya penjual rokok pinggir jalan, ibu rumahtangga, rumah ikut saudara, sekolahku gak pinter, tiap hari kerjaku bantu emak ngupasin kulit kacang yg mau dijual dititipin ke toko2. Jika bpk ga ada jahitan dan jualan emak gak habis, beli beras ,minyak, dll ngutang dulu (emoji) gali lobang tutup lobang, hobiku nyanyi, saat itu ga kepikir mau jd artis, tapi jiwaku sering berontak aku gak mau begini terus dlm kemiskinan, aku hrs bisa merubah nasib... lalu aku mulai berjuang dr 0' tulisnya pada kolom caption seperti yang dilansir SajianSedap.com pada Kamis (21/3/2019).
Saat menikah dengan sang suami, Adam Suseno pun kondisinya juga belum membaik.
Ia mengaku menikah hanya dengan modal Rp 500 ribu yang dibagi-bagi untuk KUA hingga makanan.
Sementara itu yang memprihatinkan adalah Adam meminjam mahar emas yang dibawanya.
Alasannya adalah agar Ia tak malu dengan keluarga Inul.
Tapi kemudian keesokan harinya, mahar emas itu langsung dikembalikan.
'Aku menikah sm mas adam modal 500rb , ongkos mudin KUA 50rb,baju manten kwade 100rb, eli tempat berkatan buat walimahan undang org sekampung habis 150rb belanja di pasar turi. sisanya buat beli masakan dan kue. mas kawin seperangkat alas sholat dan emas yg ternyata emasnya pinjem gak tau sm mas adam pinjem sm siapa,aku tanya kenapa koq pinjem yank ?? Biar aku gak malu sama keluargamu. subhanalllah,kemudian blm sampe pagi,malam pengantin baru mas kawin berupa emas aku balikin lagi ke mas adam tar klo ada uang akan dibelikan lagi sesuai gramnya.' tambahnya lagi.
Namun setelah menikah, Inul mengaku lelah karena sikap keras suaminya.
Bahkan Ia tidak ragu-ragu menuliskan kalau suaminya adalah sosok yang menakutkan.
Soalnya kalau Inul menangis, Adam katanya hanya melirik saja!
Tapi untungnya segala kerja keras itu terbayar karena kini mereka sudah hidup enak dan dilengkapi dengan buah hati, Ivander Damares.
'Mas adam orgnya menakutkan jarang ngomong sekalinya ngomong pedes apalgi soal urusan kerjaan/nyanyi,gak bisa sambat capek di depan dia????????jawabnya hanya 1 sj.
Org sukses itu capek.
Org mau berhasil itu ya pasti pegel smua,pegel badan pegel hati pegel pikiran .
Sehari berani terima job sampe 7 tempat kayak sepur dr pagi ketemu pagi????
Byk yg tdk percaya tp jaman dulu org yg paham aku pasti tau bgmn perjuanganku.
Aku tak pernah menyerah.
Tiap hari capek hati krn disuruh ngapalin lagu baru dan lama biar punya stok lagu byk biar ga bakal kehabisan lagu,byk cerita tangis tapi aku ga bs nangis krn klo nangis jg percuma,sama kumis cuma di lirik doank???? itu duluuu dan segala pencapaian lelahku terbayar smua meskipun sampai kini aku ttp hrs kerja keras ????
Hidup bukan utk ongkang2 kaki.
Ibadah no 1.
Cari rezeki juga no 1.
Smua hrs balance seimbang.'
Artikel ini telah tayang di laman SajianSedap dengan judul: Berhutang Beras Hingga Kembalikan Mahar Emas Hasil Hutang dari Suami, Inul Daratista: 'Tiap Hari Aku Capek Hati' (*)