Bahkan, ia juga memiliki rasa takut kepada Tuhan dan mengaku selalu berpikir 1000 kali agar tidak salah dalam melangkah.
"Ku lalui byk perjalanan karier dan cintaku dgn bara dan kerikil tajam. Kisahku dalam sukses semua ada pengorbanan tidak ada yang gratisan."
"Akan sayang jika tidak dijaga dengan baik, hidup tak semudah nggoreng gedang di wolak walik dgn gampang. Aku bangga bs melalui ini smua."
"Dengan Iman smua terjaga rapi tanpa melalui proses kotor dan instan .Setiap langkah ada rasa takut sm Tuhan."
"Semua langkah harus lurus dan benar. Semua tindakan harus dipikir 1000x agar tdk salah .Meski kadang khilaf dan loss doll menghampiri," imbuhnya.
Berkat perjuangan itu, Inul pun mampu menaklukan ibu kota hingga sukses melalang buana ke berbagai negara.
"Dr menakhlukkan daerah sdri sampai ibukota, dari Belanda-Jerman-Hongkong-Taiwan-Jepang-Korea-Singapore-Malaysia bahkan Amerika sampai kemana2."
"Masyaa Allah sdh ku lalui melanglang buana jd artis udara, sabang -merauke. Nikmat manalagi yg hrs aku dustakan," tambahnya.
Ia pun merasa bangga dengan perjuangannya sendiri dan berjanji akan terus belajar.
Tak hanya itu, ia juga memberi sebuah pesan menohok soal kehidupan.
"Akhirnya aku punya cerita utk anakku bahwa mamanya adalah pejuang Aku berjanji tdk akn post power syndrome saat masaku sdh lewat,aku puas dpt yg lebih dr yg lain ."
"Aku ga pinter sekolahnya bahkan byk yg bilg aku bodoh,its okey aku terima. Makanya sampai tua aku akn terus belajar biar pinter paling tdk bisa bijaksana dan intelektualnya nambah dikit."
"Ijasah sdh ga ada tp pengalaman bisa mengalahkan ijasahku, urip kudu (hidup harus ) sing ati ati jaga lathi jaga hati."
"Jangan krn lathi jd lupa diri dan integritas yg adh dibangun mati matian ilang krn lathi yg tdk terjaga. Langkah kita cermin pribadi diri."
"Tdk akan bisa dan cukup di bohongin dgn dandanan menarik sj. Lathi = lidah/ucapan/omongan. Tuturkata/cangkem/mulut," pungkasnya.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |