Dalam sebuah pidato 2018, Presiden China, Xi, mengatakan era baru "milik mereka yang bekerja keras", dan "kebahagiaan hanya bisa diraih dengan upaya yang besar."
Media milik pemerintah juga melawan konsep "rebahan". Dalam sebuah artikel yang dipublikasi di Guang Ming Daily, surat kabar khusus masalah budaya, penulis mengkritik budaya rebahan, karena mungkin berbahaya terhadap ekonomi negara dan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam komentar lain dari Nanfang Daily, penulis menyebut tren rebahan sebagai "tidak adil dan memalukan".
Namun, Dr Xu menambahkan bahwa dia tidak melihat tren ini akan menghilang.
"Sayangnya, saya akan mengatakan lima atau 10 tahun mendatang, akan tetap seperti ini, karena tak ada evolusi teknologi besar dari segi industri."
"Jadi tak ada bidang baru bagi mereka untuk mereka jelajahi dan kembangkan. Hasilnya involusi akan terus berlanjut," tambah Xu.
Di Barat, generasi muda mungkin memilih untuk hidup di luar keramaian, atau hidup dengan gaya minimalis, tapi di China - tidak ada pilihan, katanya.
"Hanya ada satu jalan, satu gaya hidup yang disetujui," katanya. "Yaitu adalah pola pikir mendasar bahwa rebahan adalah masalah."
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kaum Muda China Muak Mengejar Sukses dan Memilih Rebahan akibat Persaingan Ketat sejak Lahir".
Nikita Mirzani Sebut Keluarganya Termiskin di Dunia, Ayah Vadel Badjideh Tak Terima: Cukup Kalau Mau Liburan ke Luar Negeri!
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Mia Della Vita |