Memicu reaksi alergi
Spesialis alergi di Pusat Medis Universitas Nebraska melaporkan berbagai kasus reaksi alergi pasien setelah mengonsumsi protein shake.
Reaksi alergi ini meliputi bersin, pembengkakan tenggorokan, kulit memerah, sakit dan kram perut, diare, sesak dada, dan sesak napas.
Menurut para dokter, hal ini bisa terjadi karena beberapa produk protein shake yang mengandung lesitin kedelai.
Memicu batu ginjal
Sebuah studi menemukan bahwa diet tinggi protein dan rendah karbohidrat dapat meningkatkan kalsium urin yang berpotensi memicu batu ginjal serta kerusakan hati.
Protein shake yang mengandung tinggi protein dapat meningkatkan produksi kristal oksalat yang menempel pada kalsium dalam urin.
Lama kelamaan kristal ini akan membentuk massa padat yang dapat tersangkut di ureter dan terasa menyakitkan.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi protein shake, coba konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter apakah produk tersebut aman untuk ginjal.
Meningkatkan risiko penyakit jantung
Studi lainnya menemukan bahwa diet tinggi protein dapat berefek pada kesehatan jantung, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dr. Babak Razani, seorang professor kedokter dari Universitas Washington mengungkapkan bahwa diet tinggi protein dapat memicu perkembangan plak yang tidak stabil.
Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa diet tinggi protein seperti mengonsumsi protein shake dapat mempengaruhi kesehatan jantung.
“Beberapa sendok protein shake mengandung sekitar 40 gram protein yang setara dengan asupan harian protein yang direkomendasikan,” ujarnya.
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Eat This Not That |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Irene Cynthia |