Beberapa menit kemudian IDF melaporkan bahwa mereka telah menewaskan dua komandan tertinggi PIJ yang bertanggung jawab atas tembakan roket di Gaza.
Lebih dari 90 orang Israel terluka karena hampir selusin bangunan di Ashdod dan Ashkelon terkena roket, menurut Polisi Israel.
Melansir National Interest, menilai efektivitas Iron Dome tidaklah mudah.
Misalnya, perangkat lunak seharusnya menghitung apakah roket akan mendarat di daerah berpenduduk atau medan kosong: pencegat akan mengenai yang pertama sementara mengabaikan yang terakhir.
Lantas, jika sebuah roket Hamas mendarat di Israel, apakah karena Iron Dome gagal mencegatnya, atau Iron Dome memilih mengabaikannya karena tidak menimbulkan ancaman?
Ted Postol, profesor emeritus di Massachusetts Institute of Technology dan pengkritik lama pertahanan rudal Israel dan Amerika, mengatakan bahwa sistem tidak berfungsi.
Untuk menghantam dan menghancurkan hulu ledak, bukan badan rudal, pencegat Iron Dome harus menyerang langsung roket, menurut Postol.
Video yang menunjukkan contrails dari pencegat melakukan putar balik, atau menyelam ke target mereka, menunjukkan bahwa pencegat tidak menghancurkan hulu ledak.
Postol menolak klaim IDF atas tingkat intersepsi 86 persen.
"5 sampai 10 persen lebih mungkin," katanya.
"Ini bukan Iron Dome. Itu Saringan Besi."
(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Bertahun-tahun Lindungi Israel dari Serangan Rudal, Kubah Besi Akhirnya Ditembus Rudal Sijeel Hamas dengan Mudah
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |