Dulu Nikahi Wulan Guritno Saat Masih Berusia 16 Tahun, Begini Nasib Miris sang Mantan Suami, Atilla Syach Sekarang

Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - Nama Atilla Syach memang sudah tak asing lagi berseliweran di dunia hiburan.

Atilla Syach merupakan adik dari aktor kawakan tanah air, Atalarik Syach.

Nama Atilla Syach semakin dikenal saat dirinya menikah dengan Wulan Guritno.

Saat menikah dengan Atilla, Wulan Guritno masih berusia 16 tahun dan di usianya yang ke- 17, ia melahirkan anak perempuannya Shaloom Razade.

Namun, hubungan keduanya harus kandas di usia pernikahan yang baru seumur jagung. 

Dikutip dari Tribun Seleb.com, Selasa (28/6/2021) bahwa Atilla memiliki sifat yang tempramental dan dikatakan jarang menafkahi Wulan.

Baca Juga: Ditanya Soal Hubungan Shaloom Razade dengan Ayah Kandungnya, Begini Respon Wulan Guritno

Mereka pun akhirnya resmi bercerai di tahun 2002.

Sama halnya dengan Wulan yang sudah kembali menikah, Atilla pun juga kembali mencari pendamping baru dan akhirnya menambatkan hatinya pada Bunga Sophia.

Namun, hubungan keduanya justru sedang diterpa isu tak sedap.

Bunga Sophia mengaku bahwa Atilla telah melakukan tindak KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) kepadanya.

Bunga Sophia pun melaporkan Atilla Syach ke Polres Jakarta Selatan.

Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan mulai dari mengumpulkan bukti dan juga saksi, maka kini Atilla Syach sudah resmi menjadi tersangka.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, Kompol Achmad Akbar mengatakan bahwa Atilla Syach akan segera dipanggil dan dilakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Bongkar Aibnya Sendiri, Wulan Guritno Akui Pernah Terlibat Skandal hingga Hamil di Usia Muda

Achmad mengatakan bahwa kekerasan yang dilakukan Atilla kepada Bunga Sophia adalah kekerasan psikologis.

"Kita sudah sampaikan panggilan dengan status sebagai tersangka."

Tentang kekerasan psikologis di dalam lingkup rumah tangganya, saya tidak bisa jelaskan secara detail ya," ucapnya, dikutip dari Youtube Hitz Infotainment. 

Hingga kini polisi baru menemukan bukti-bukti terkait dengan kekerasan psikologis, bukan kekerasan fisik. 

"Sementara seperti itu (kekerasan psikologis bukan fisik)," ucap Achmad.

(*)

PROMOTED CONTENT