Keempat, kapan memulai usaha? Saat paling tepat memulai usaha adalah ketika sedang krisis.
Kalaupun gagal, sikapi dengan positif karena kegagalan itu tidak akan membuat mati seseorang, namun kekuatan untuk menapaki tangga kesuksesan dengan lebih mantap.
“Saya ingin tegaskan. Tidak ada sukses yang instan. Saya 20 tahun mengalami pasang surut. Tidak mungkin selalu di atas. Kuncinya, ketika sedang diatas, kita wajib bersyukur. Kalau kita lihat ke bawah, berikan empati. Nah, ketika sedang di bawah, kita bersabar, agar termotivasi. Untuk Melompat Lebih Tinggi kita harus mengerti bahwa tidak ada yang instans,” katanya.
Kelima, lalu bagaimana menyikapi kegagalan? Pertama, rutin berolahraga, karena dengan olahraga rutin akan keluar zat yang dinamakan endorphin.
Ketika zat ini keluar, maka akan memotivasi jiwa secara otomatis.
Kedua, membaca buku yang inspiratif dan bercerita tentang cerita sukses kehidupan tokoh, bisa diperoleh dari toko buku namun sangat bisa diperoleh dengan mudah di media – media sosial dengan mudah.
Ketiga, bergabung dengan komunitas yang memberi semangat satu sama lain, saling menguatkan setiap saat.
“Saat ini saja, saya masih suka galau. Namun ingat 3 langkah tadi. Yang terpenting lagi adalah, teman – temanlah yang memberikan semangat pada kita. Ingat 3G. Gercep atau Gerak Cepat; Geber atau Gerak Bersama, tidak bisa sendiri2; dan Gaspol atau Garap semua potensi."
"Jangan banyakin gibah, Guys, tetapi cari teman yang selalu memberi motivasi agar bisa melompat lebih tinggi. Jiwa pemenang itu ada di dalam diri kita semua, karena dibalik kesulitan akan selalu ada jalan keluar. Kegagalan tidak akan membunuh seseorang, tetapi menjadi jalan meniti anak tangga,” ujarnya. (*)
Tolak Adu Tinju di Atas Ring dengan Denny Sumargo, Farhat Abbas: Kalau Kalah, Kasihan Dia
Penulis | : | Rangga Gani Satrio |
Editor | : | Nurul Nareswari |