Grid.ID - Ikan mas memang banyak dipilih untuk menjadi peliharaan di rumah.
Selain menggemaskan, ikan mas juga mudah dirawat.
Namun, ikan mas rupanya dapat menjadi berbahaya loh!
Ikan mas yang dilepaskan ke danau dapat tumbuh beberapa kali dari ukuran biasanya dan menjadi raksasa.
Pertumbuhan ikan mas secara tidak biasa ini mendatangkan malapetaka pada spesies asli, menurut pejabat di Burnsville, sekitar 24 kilometer selatan Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.
"Tolong jangan lepaskan ikan mas peliharaan Anda ke telaga dan danau!" tulis akun pemerintah Kota Burnsville di Twitter pada hari Jumat lalu.
"Mereka tumbuh lebih besar dari yang Anda perkirakan dan mengotori sedimen dasar dan mencabut vegetasi, berkontribusi pada kualitas air yang buruk," cuit mereka.
Para petugas di Kabupaten Carver (Carver County) yang berdekatan dengan Burnsville memindahkan hingga 50.000 ikan mas dari saluran air lokal pada November lalu.
Menurut Paul Moline, manajer pengelolaan air county tersebut, ikan mas "adalah spesies yang belum dipelajari" dengan "potensi signifikan untuk sangat mempengaruhi kualitas air danau."
Ikan mas, seperti ikan karper, dapat dengan mudah berkembang biak dan hidup di lingkungan rendah oksigen sepanjang musim dingin di Minnesota.
Departemen Sumber Daya Alam Minnesota memperingatkan, "Beberapa ikan mas mungkin tampak seperti tambahan yang tidak berbahaya bagi badan air setempat, tetapi sebenarnya tidak."
Meskipun ikan mas kurang mendapat perhatian dibandingkan spesies invasif lainnya seperti ikan mas Asia dan kerang zebra, peringatan telah dikeluarkan di Virginia, Washington, Australia, dan Kanada.
Menurut Scientific American, para peneliti pernah menyisir Danau Tahoe di Amerika Serikat pada tahun 2013 dan kemudian menangkap ikan mas yang panjangnya sekitar 45 sentimeter dan beratnya hampir dua kilogram.
"Secara global, perdagangan ikan akuarium telah menyumbang sepertiga dari spesies akuatik dan invasif terburuk di dunia tersebut," menurut penulis penelitian tentang perdagangan ikan akuarium di California, sebagaimana dilansir Nature World News.
Baca Juga: Eropa Diterjang Banjir Bandang, 60 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia
Setelah seorang pemancing menangkap ikan mas berukuran 40 sentimeter, otoritas margasatwa di Virginia segera mengeluarkan peringatan.
Mereka memperingatkan bahwa "pemilik hewan peliharaan tidak boleh melepaskan makhluk air mereka ke alam liar."
Biaya untuk memulihkan sungai yang dipenuhi ikan mas sangatlah besar.
Misalnya, sebuah bisnis konsultasi di Carver County, Minnesota, dianugerahi kontrak 88.000 dolar AS (setara dengan Rp 1,3 miliar) untuk mencari cara menghilangkan kawanan ikan tersebut.
Menurut Washington Post, pejabat negara bagian Washington mengumumkan pada 2018 bahwa mereka akan menginvestasikan 150.000 dolar AS untuk merehabilitasi sebuah danau di dekat Spokane.
Selain itu, masalah ikan mas telah digambarkan sebagai "menakutkan" oleh spesialis spesies invasif di Alberta, Kanada.
Ikan mas yang dilepas di alam liar bisa tumbuh berkali-kali lipat lebih besar dibanding ikan mas di akuarium.
Baca Juga: Sebelum Jasadnya Ditemukan Meninggal di Tumpukan Sampah, Kakek 72 Tahun Mengeluh Kena Santet
Ikan mas yang dilepas di alam liar bisa tumbuh berkali-kali lipat lebih besar dibanding ikan mas di akuarium.
Setiap tahun, diyakini bahwa hingga 200 juta ikan mas dibiakkan, dengan mayoritas dari mereka berakhir di akuarium perumahan.
Ikan mas di penangkaran atau akuarium umumnya hanya mengkonsumsi makanan pelet atau serpihan.
Namun saat di alam liar, ikan mas dapat memakan banyak hal.
Mulai dari cacing, larva, krustasea kecil seperti udang air asin, dan bahkan bahan pelengkap salad seperti kacang polong dan selada.
Oleh karena itulah tubuh ikan mas di alam liar bisa berkali-kali lipat lebih besar dari ikan mas di akuarium.
(*)
Artikel ini telah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul, "Ikan Mas yang Dibuang ke Danau Tumbuh Raksasa dan Jadi Malapetaka"
5 Tips Mudik Naik Bus Bareng Toddler Agar Tak Mudah Rewel, Pilih Kursi di Bagian Ini
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | None |
Editor | : | Silmi Nur Aziza |