Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Tidur terlalu larut alias begadang memang sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Namun, banyak orang yang mengabaikan hal tersebut dan tetap terus melakukan kegiatan begadang.
Seain karena tuntutan pekerjaan yang belum selesai dan mengalami insomnia akut, banyak pula orang-orang begadang karena terlalu keasikan memainkan smartphone.
Dalam beberapa kasus, begadang menyebabkan seseorang koma hingga mengalami kematian.
Dikutip Grid.ID di Intisari Online, Minggu (25/7/2021), seorang pria 50 tahun ini yang terpaksa terjaga hingga tengah malam dalam 10 hari berturut-turut.
Baca Juga: PPKM Level 4 Diperpanjang sampai 2 Agustus 2021, Simak Kelonggaran dari Pemerintah
Pria bernama Xu tersebut selalu tidur di atas jam 12 malam hingga akhirnya ia jatuh koma.
Seperti yang dilansir oleh The Paper, Xu yang bekerja di Nanjing terpaksa terjaga hingga tengah malam selama 10 hari karena ia harus menangani masalah penting di perusahaannya.
Ia bekerja lembur setiap hari dari pagi hingga malam. Namun pada malam tanggal 16 Mei 2019, ia tiba-tiba pingsan dan koma hingga dilarikan ke rumah sakit.
Dokter menemukan Xu menderita pendarahan hebat di saluran pencernaannya, kondisi tersebut menyebabkan kehilangan darah yang serius, dengan kehilangan lebih dari 2.000 ml dalam tubuhnya.
Selain itu, Xu juga menderita hipoksia (kekurangan oksigen mencapai jaringan) dan iskemia (pasokan darah yang tidak memadai ke organ atau bagian tubuh).
Dokter berkata pendarahan yang terjadi pada Xu kemungkinan disebabkan oleh operasi usus yang pernah dijalaninya dulu.
Dokter mengatakan bahwa stres dan begadang itu buruk bagi tubuh sehingga hal itu memungkinkan menyebabkan luka lamanya robek dan pecah, yang hampir merenggut nyawanya.
Efek fatal juga dialami oleh seorang wanita muda asal Indonesia bernama Mita Diran, yang bekerja sebagai copywriter di salah satu perusahaan iklan.
Perempuan yang terbilang muda itu meninggal dunia pada Minggu (15/12/2013) malam setelah bekerja tak kenal waktu. Menjelang kematiannya, diketahui Mita bekerja tiga hari tanpa tidur.
"30 hours of working and still going strooong," tulis Mita di akun jejaring sosial Twitter miliknya @mitdoq.
Dikabarkan juga, selama lembur, Mita mengkonsumsi minuman penambah energi yang berkafein tinggi.
Minuman tersebut memang dapat memberikan stimulan bagi tubuh, tetapi sifatnya hanya sementara dan sebenarnya tidak menghilangkan lelah.
Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Minggu (25/6/2021), kerja tubuh kita ini ada batasnya, tubuh manusia pun perlu istirahat. Jika terus dipaksa beraktivitas, maka tubuh kita akan mengalami kelelahan.
Dampak kelelahan ini adalah gangguan kesehatan secara umum, kambuhnya berbagai penyakit kronis, dan menurunnya daya tahan tubuh seseorang. Kelelahan serta stres yang tinggi juga akan sangat mengganggu proses metabolisme dan hormonal di dalam tubuh kita.
Kelelahan terjadi karena dipaksanya fisik dan mental kita untuk bekerja secara terus-menerus tanpa istirahat yang cukup. Selain itu, kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat, seperti bising, suhu ruangan yang panas, serta asap rokok di dalam ruangan, memperburuk kelelahan yang terjadi tersebut.
Dampak kelelahan ini dapat berakibat serius bagi kesehatan. Kondisi ini diperburuk jika seseorang yang kurang tidur tersebut tetap mengonsumsi rokok yang terus-menerus disertai konsumsi suplemen dan minuman berenergi yang umumnya mengandung ginseng dan kafein.
Kafein memang bisa membuat kita tetap ”bangun”, tetapi kafein juga mempunyai efek samping ke jantung. Penggunaan kafein yang tinggi bisa membuat jantung berdebar-debar, tekanan darah menjadi tinggi.
Asam lambung juga bisa meningkat karena asam lambung yang tinggi. Kafein juga mencetuskan buang air kecil yang berlebihan sehingga membuat kita bisa kekurangan cairan (dehidrasi).
Apalagi jika kita bekerja di ruangan dengan AC, kita cenderung tidak haus dan kurang minum. Menurut saya, tidak bijaksana kalau kita memaksa tubuh kita bekerja dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung kafein dan karbohidrat tersebut.
Kelelahan berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan sistem pencernaan, gangguan sistem jantung dan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak, serta penurunan daya tahan tubuh.
Apalagi pada seseorang yang memang sudah mempunyai permasalahan pada sistem pembuluh darahnya, baik di otak maupun di jantung.
Kelelahan yang ”sangat”, disertai konsumsi suplemen yang mengandung kafein, dapat mencetuskan pecahnya pembuluh darah di otak, apalagi yang kebetulan sudah ada kelainan pembuluh darah otak yang tidak terdeteksi sebelumnya.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,Intisari |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nesiana Yuko A |