Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur Aziza
Grid.ID - Belakangan ini, keracunan vitamin D mejadi topik yang banyak diperbincangkan.
Bukan tanpa alasan, vitamin D di masa pandemi ini tengah banyak dicari dan dikonsumsi.
Well, vitamin D dipercaya dapat mendongkrak sistem imun.
Bahkan, melansir Kompas.com, vitamin D juga dipercaya dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan.
Meski bisa meningkatkan daya tahan tubuh, namun kamu harus berhati-hati dalam mengonsumsi vitamin D.
Pasalnya, jika kebanyakan alias tak sesuai dosis, vitamin ini bisa menjadi racun bagi tubuh, terjadi yang namanya hipervitaminosis D.
Dalam kerjanya, vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan mengedarkannya di dalam darah.
Apabila takaran vitamin D di dalam tubuh sangat tinggi, maka akan terjadi penumpukan kalsium dalam darah yang dinamakan hiperkalsemia.
Salah satu ahli medis yang membahas soal keracunan vitamin D adalah dokter ahli ortopedi di Mount Elizabeth Hospital, Tony Setiobudi.
dr Tony menjelaskan perihal keracunan vitamin D ini dalam video yang diunggah pada akun Youtubenya, Senin (02/08/2021).
Melansir GridHealth.ID, dr. Tony menjelaskan bahwa theurapetic effect vitamin D bukan tergantung dari dosis yang diminum.
Namun, hal itu tergantung dari kadar level vitamin D di dalam tubuh setiap individu.
Efek terapeutik sendiri merupakan hasil penanganan medis yang sesuai dengan apa yang diinginkanm setakar dengan tujuan pemberian penanganan, baik yang telah diperkirakan maupun yang tidak diperkirakan.
Merujuk pada Endocrine Society, dr Tony mengatakan theurapetic range yang dianjurkan untuk vitamin D adalah 40-10 nanogram/ml.
"Kalau dengan minum 2.000-3.000 IU per hari kita bisa mencapai theurapetic range ini, maka minum dosis vitamin D yang lebih tinggi tidak berguna dan hanya meningkatkan risiko keracunan," terangnya.
Namun demikian pada kasus tertentu ada juga orang yang perlu minum vitamin D hingga 10.000 IU per hari untuk mencapai theurapetic range yang sama.
"Bagi orang ini , minumlah 10.000 IU per hari, tidak apa-apa. Tapi monitorlah baik-baik. Jangan sampai keracunan," ujar dr Tony.
Jadi theurapetic effect ini tergantung dari kadar vitamin D dalam tubuh, dan bukan tergantung dari dosis yang kita minum.
Lantas, berapa kadar atau level vitamin D yang bisa menyebabkan keracunan?
Dokter Tony menyimpulkan bahwa vitamin D toksisiti itu umumnya jarang terjadi.
Akan tetapi, kalau sampai terjadi konsekuensinya bisa serius dan jangan dianggap remeh.
Keracunan vitamin D terjadi lantaran kadar kalsium yang terlalu tinggi atau hiperkalsemia.
Well, ini adalah kondisi yang emerjensi atau darurat.
Ia mengatakan, The "No observed adverse effect level" (NOAEL) atau tingkat tanpa efek samping yang teramati dari vitamin D adalah 10.000 IU per hari.
"Dosis di atas ini (10.000 IU per hari) dapat menyebabkan keracunan," ujar dr Tony.
Theurapeutic level dari vitamin D adalah 40-60 nanogram/ml menurut rekomendasi Endocrine Society.
Dalam beberapa rujukan medis yang disebutkan dr Tony, keracunan vitamin D bisa terjadi di level di bawah 300 nanogram/ml.
Bahkan level vitamin D terendah yang pernah dilaporkan menyebabkan keracunan adalah 103 nanogram/ml.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu; Sadari Tubuh Kekurangan VItamin D Kenali Gejalanya
"Pasien ini mengonsumsi vitamin D sebanyak 9.900 IU per hari," ucap dr Tony.
"Karenanya jika kita minum vitamin D 10.000 IU per hari atau bahkan lebih dari itu, sebenarnya boleh-boleh saja. Tapi jangan lupa untuk memonitor level vitamin D kita secara berkala. Pokoknya jangan sampai terjadi keracunan. Itu saran saya," pungkasnya.
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Kompas.com,GridHealth.ID |
Penulis | : | Silmi |
Editor | : | Silmi |