Peternakan ular mereka adalah salah satu dari lebih dari 100 peternakan, di Kabupaten Deqing, di mana lebih dari tiga juta ular dibesarkan setiap tahun untuk makanan dan obat-obatan.
Peternakan ular di desa tersebut pertamakali diprakarsai oleh Yang Hongchang, yang mencoba membudidayakan ular pada tahun 1980-an.
Baca Juga: Unik, Toko Buku Rasa 'Hogwarts' di Tiongkok ini Buat Siapapun Terkesima Melihatnya!
Dijuluki “raja ular”, pria berusia 67 tahun itu sekarang memiliki perusahaan yang fokus untuk membuat suplemen makanan dari hewan ini.
“Ketika saya masih muda, seluruh desa sangat miskin,” kata Yang.
“Ada banyak danau dan sungai di wilayah ini, dan ada banyak ular yang hidup di air. Jadi kami berpikir untuk menangkap ular dan menjualnya demi uang," tambahnya.
Peternak lain berusia 50-an, Yang Farong, mengatakan dia ingat saat menangkap ular di samping danau dan sungai di daerah itu saat remaja.
Pada tahun 1970-an, "semua orang melakukan ini, pria dan wanita, meskipun kami semua sedikit takut", katanya.
Setelah beberapa tahun, jumlah ular yang tersisa di alam bebas telah punah oleh para pemburu, jadi “raja ular” memutuskan untuk mulai membiakkan mereka sendiri.
Pada tahun pertama, hanya 10 persen dari telur ular menetas, membuatnya merugi lebih dari 10.000 yuan.
Baca Juga: Dor! Militer Tiongkok Punya Senapan Sniper Baru, Bagaimana Kehebatan Desainnya yang Cerdas Ini?
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |