"Sebab begitu anak tahu rasa enak dari makanan yang banyak garam dan penyedap dia tak mau lagi makanan yang kurang asin. Beda dengan orang dewasa yang sudah punya nalar dan memilih makanan sehat. Sama halnya dengan rasa manis."
"Anak yang biasa minum manis akan kesulitan minum susu tanpa gula. Maka mulailah memberi anak susu plain atau tanpa rasa," katanya.
Meskipun anak tidak boleh diberi diet rendah lemak, ia menegaskan anak tidak boleh diberi lemak sebebas-bebasnya. Dr. Fiastuti berpesan agar anak tetap diberi lemak namun tetap dipilihkan lemak tak jenuh tunggal dan ganda seperti yang terdapat pada alpukat dan ikan.
Syarat kedua, harus ditambahkan zat gizi yang lain sehingga memasok gizi yang komplit untuk tubuh. "Mie instan jadi makin tak sehat jika dikonsumsi hanya mie saja. Itu artinya, kita hanya mengasup karbohidrat saja. Apalagi jika mie instan dijadikan lauk makan nasi. Ini makin tak sehat," tegas Dr. Fiastuti.
Agar sehat, hendaknya mie instan disajikan bersama dengan sayuran dan sumber protein sehingga tercapai komposisi ideal 60 persen karbohidrat, 15-20 persen protein dan 30 persen lemak. "Sumber protein paling mudah ditambahkan di mie instan adalah telur. Sumber protein telur ini termasuk yang paling baik karena mengandung asam amino yang paling lengkap," kata Dr. Fiastuti. (*)
Baca Juga: Tolong Jangan Lagi Makan Mie Pakai Wadah ini, Akibatnya Bisa Bikin Nyawa Melayang!
Heboh, YouTuber Asal Thailand Ini Nyamar di Indonesia, Ternyata Nipu hingga Rp 931 M dan Pengin Jadi Idol Kpop, Begini Akhirnya
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nurul Nareswari |