Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Nenek malang asal Kediri, Jawa Timur, ini hanya bisa meratapi nasibnya setelah ditipu oleh pembeli.
Sumarmi merupakan seorang pedagang paruh baya yang sehari-harinya berjualan umbi-umbian di pasar Mojo.
Hari-hari berjalan seperti biasa, meskipun pasar cukup sepi, Sumarmi tak pantang menyerah untuk mencari pundi-pundi rupiah guna menyambung hidup.
Ia yang tadinya bersemangat tiba-tiba terduduk lemas saat tahu bahwa ia baru saja ditipu oleh pembeli.
Awalnya ada seorang ibu-ibu tua yang membawa anak membeli 2 kilogram ubi seharga Rp 10 ribu.
Pedagang yang biasanya disapa Mak'e itu pun melayani pembeli dengan ramah seperti biasanya.
Saat melakukan transaksi pembayaran, pembeli tersebut mengeluarkan uang Rp 100 ribu, yang di mana Sumarmi harus mengembalikan Rp 90 ribu.
Merasa tak ada hal yang aneh dengan uang pecahan 100 ribu yang diberikan pembeli, Sumarmi pun sempat cuek.
Namun tak lama kemudian, perasaaan bahagia Sumarmi berubah menjadi nestapa saat menyadari bahwa uang tersebut tak memiliki tekstur seperti uang pada umumnya.
Sumarmi yang saat itu panik mencoba untuk mendatangi pedagang lain untuk memastikan uang tersebut.
Salah satunya kepada rekan sesama pedagang Enik Endiati (47).
"Setelah kami lihat, uang itu benar-benar palsu. Mak e (Sumarmi) langsung lemes."
"Pas dibelah, di dalamnya ada potongan gambar pahlawan," ujar Enik, dikutip dari Kompas.com, Minggu (68/8/2021).
Dikatakan Enik bahwa Sumarmi sempat mencari pembeli tersebut.
Ia mengitari pasar dan jalanan yang diduga menjadi jalan yang dilalui oleh sang penipu.
Akan tetapi, upaya Sumarmi tak membuahkan hasil.
Tetesan keringatnya terbuang sia-sia lantaran pelaku diduga telah kabur menggunakan sepeda motornya.
Kemungkinan Sumarmi masih syok dengan insiden yang menimpanya dan memutuskan untuk absen berjualan.
"Mak' e hari ini nggak jualan. Lapaknya kosong."
"Mak'e (Sumarmi) pasti masih sedih dengan kejadian kemarin," duga Enik, dikutip dari Tribun Jabar.id.
Ini adalah cobaan yang begitu berat untuk Sumarmi mengingat sulitnya mencari rezeki di tengah pandemi ini.
Nominal tersebut untuk beberapa orang mungkin adalah nominal yang kecil.
Namun, tidak untuk Sumarmi yang sehari-harinya hanya bisa menjajakan dagangan di depan lapak orang lain karena tak sanggup membayar sewa.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Citra Widani |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |