Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Beberapa waktu lalu artis Thalita Latief mengabarkan dirinya mengidap kanker tiroid.
Ia pun melakukan berbagai pengobatan agar bisa kembali sembuh.
Nah, sudah setahun terakhir ini, wanita berusia 32 tahun itu mengaku bahwa penyakit tersebut tidak timbul lagi.
Untuk menjaganya, Thalita Latief melakukan diet ketat.
Mengutip Kompas.com, tapi diet ketat yang ia lakukan bukan untuk menurunkan berat badan semata.
Melainkan untuk mempertahankan kesehatannya, terutama dalam melawan kanker tiroid.
"Saat ini saya lebih ke pola hidup, makanya saya melakukan diet. Bukan diet untuk kurus karena badan gemuk, tapi saya diet untuk kesehatan kanker saya," ucap Thalita Latief.
Baca Juga: Harus Konsumsi 7 Makanan Ini Agar Terhindar dari Kanker Tiroid!
Ada beberapa makanan dan minuman yang tidak dikonsumsi lagi oleh wanita bernama lengkap Thalita Anne Marie Latief itu.
Ia mengaku berhenti mengonsumsi makanan cepat saji sampai minuman kaleng.
"(Enggak boleh) makanan siap saji, cepat saji, makanan kaleng, makanan yang mengandung pengawet, model minuman kaleng, pokoknya yang kemasan gitu," lanjutnya.
Berbicara mengenai makanan cepat saji, sajian ini memang sangat nikmat di lidah.
Akan tetapi, bisa jadi petaka untuk kesehatan, apalagi jika dikonsumsi berlebihan.
Grid.ID telah merangkum dari Cleveland Clinic untuk menjelaskan apa saja bahaya makanan cepat saji.
Baca Juga: Sederet Penyakit Berbahaya yang Mengintai Kalau Sering Makan Fast Food
1. Meningkatkan tekanan darah
Banyak makanan cepat saji yang dikemas dengan natrium, yang bertindak sebagai pengawet dan meningkatkan rasa.
Masalahnya adalah, natrium dapat meningkatkan tekanan darah dan memberi tekanan pada sistem kardiovaskular.
Seiring waktu, tekanan darah yang tinggi dapat membuat pembuluh darah menjadi kaku atau menyempit.
Kondisi tersebut menjadi faktor risiko utama untuk serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
2. Kembung
Makan makanan yang tinggi natrium dan tinggi lemak dengan karbohidrat olahan (seperti roti, roti atau breading), bisa membuat kembung.
Jika menambahkan soda ke makanan, karbonasi bisa semakin memperburuknya, loh.
Baca Juga: Sering Konsumsi Fast Food dan Jeroan, Darah Wanita Tiongkok Ini Berubah Jadi Kuning
3. Meningkatkan kolesterol
Makanan yang digoreng dengan minyak tinggi lemak, termasuk lemak jenuh, sangat tidak baik.
Makan terlalu banyak lemak jenuh dapat meningkatkan LDL atau kolesterol "jahat", yang menempatkan pada risiko penyakit jantung.
4. Gangguan pencernaan
Bagel, muffin, dan apa pun yang dilapisi tepung roti mungkin enak, tetapi semuanya adalah karbohidrat olahan yang kurang serat.
Makan serat dalam jumlah yang cukup (25 hingga 35 gram sehari) membantu menjaga segala sesuatunya tetap bergerak di saluran pencernaan.
Ini menurunkan risiko untuk divertikulitis dan kondisi lain terkait dengan sembelit, wasir, dan hernia.
5. Kenaikan berat badan
Jika terbiasa konsumsi makanan cepat saji untuk menu malam hari, kemungkinan kamu akan makan porsi yang lebih besar daripada jika memasak di rumah.
Jika itu menjadi rutinitas, semua kalori ekstra itu bisa menambah berat badan.
6. Menguras energi
Lonjakan cepat karbohidrat olahan dan gula menyebabkan kenaikan gula darah, yang mendorong tubuh untuk menghasilkan insulin untuk menurunkannya dengan cepat.
Siklus spike-and-crash ini dapat membuat tubuh merasa lelah.
7. Mengganggu suasana hati
Ketika makan makanan yang tinggi lemak jenuh, natrium, gula dan karbohidrat olahan, kamu juga kehilangan banyak nutrisi penting.
Buah-buahan dan sayuran sangat menyehatkan tubuh dan meningkatkan suasana hati.
Konsumsi makanan olahan yang banyak dapat meningkatkan risiko depresi.
(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |