Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Sebagai bentuk perlawanan pandemi Covid-19, Pemerintah kian gencar melakukan vaksinasi kepada masyarakta umum.
Artis Mona Ratuliu dan suami pun turut melakukan vaksinasi Covid-19.
Melaui unggahan media sosialnya, ia membagikan momen saat melakukan vaksin dan mendapatkan jenis AstraZeneca .
Dijelaskan oleh artis berusia 39 tahun tersebut, ia baru bisa mendapatkan vaksin sat ini karena sempat terpapar Covid-19 pada April 2021 lalu.
Berkaitan dengan jenisnya, vaksin AstraZeneca memang sempat banyak dihindari.
Bukan tanpa alasan, jenis vaksin ini memiliki KIPI (kejadian pasca imunisasi) yang lebih terasa dibanding jenis lainnya.
Akan tetapi, Mona Ratuliu tidak takut akan hal tersebut.
Ia tetap semangat mendapatkan suntikan vaksin, apapun jenisnya.
“Alhamdulillah busui udh vaksin astrazeneca hari ini. Ternyata banyak bgt yg blm tau kalau ibu menyusui bisa vaksin.”
“Mulai sekarang vaksin astrazeneca lg banyak beredar nih. Jangan takut ya. Walau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) nya konon lbh dahsyat dari sinovac, tapi efektifitasnya jg lebih dahsyat. KIPI kan cm sementara. Rata rata 2-5 hari aja,” tulis Mona Ratuliu.
Dari pantauan Grid.ID melalui unggahan Mona Ratuliu, tujuh jam pasca vaksin AstraZeneca, ia mulai merasakan nyeri sendi tapi tidak terlalu mengganggu aktivitas.
Pada malam hari, ia merasakan sakit tulang seperti gejala demam.
Kemudian, keesokan paginya, istri Indra Brasco itu sudah tak merasakan efek samping berarti.
“Pokoknya jam 10 malem tuh badannya sakit-sakit, awalnya tuh kayak tulang ngilu.”
“Sampai sebelum subuh udah enakan, sekarang udah nggak terasa apa-apa, Cuma bekas suntikannya sakit banget kayak habis dipukul orang. Tapi badan sehat, seger,” ungkap Mona Ratuliu.
Kini Mona Ratuliu sudah bisa melakukan beragam kativitas dengan normal.
Bahkan, Indra Brasco sendiri pun mengakui tak merasakan efek samping apa pun.
Mengutip Kompas.com, ketakutan perihal jenis vaksin AstraZaneca memang terjadi.
Apalagi dengan kabar kematian 3 orang partisipan vaksinasi Covid-19 setelah mendapatkan dosis suntikan vaksin AstraZeneca.
Padahal, perlu kita tahu bahwa kasus tersebut bukanlah akibat dari vaksin.
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Prof Hindra Irawan Satari menegaskan bahwa kematian tiga orang tersebut dipastikan tidak berhubungan dengan vaksin AstraZeneca.
Kejadian kematian itu dilaporkan dua di Jakarta dan satu di Ambon, Maluku.
Adapun kedua kasus ini telah dipastikan akibat infeksi Covid-19 dan terjadinya radang paru.
Dijelaskan oleh Guru Besar Fakultas Farmasi UGM & Mantan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt mengatakan, dari hasil evaluasi European Medicines Agency (EMA), memang dijumpai ada hubungan kuat antara kejadian pembekuan darah dengan penggunaan vaksin AstraZeneca.
"Tetapi kejadiannya sangat jarang," kata Prof Zullies, Senin (21/6/2021).
Tercatat sampai tanggal 5 Mei 2021, di Eropa telah ada laporan kejadian pembekuan darah akibat vaksin ini sebanyak 262 kasus, dengan 51 kasus di antaranya meninggal, dari penggunaan sebanyak 30 juta dosis vaksin.
"Jika dihitung, maka persentase kejadiannya sangat kecil sekali," lanjutnya.
Manfaat vaksin masih lebih besar daripada risikonya, sehingga AstraZeneca tetap boleh diberikan kepada masyarakat.
Baca Juga: Tak Perlu Takut dengan Efek Samping Vaksin Covid-19, Ternyata Bisa Dicegah dengan 5 Cara Mudah Ini
Seorang peneliti Jerman, Greinacher, menduga bahwa reaksi pembekuan darah yang jarang ini berkaitan dengan platform vaksinnya.
Hal tersebut adalah viral vector yang menggunakan adenovirus.
Berikut beberapa kondisi yang bisa terjadi usai vaksinasi AstraZeneca:
- Nyeri
- Kemerahan
- Gatal
- Pembengkakan
- Kelelahan
- Sakit Kepala
- Meriang
- Mual
- Muntah
Vaksin yang juga dikenal dengan Oxford-AstraZeneca, ChAdOx1 nCov-19, AZD1222, dibuat oleh AstraZeneca, perusahaan farmasi asal Inggris, bekerjasama dengan Oxford University.
AstraZeneca memiliki efikasi sebesar 62,1 persen.
Nilai ini sesuai dengan syarat yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu sebesar 50 persen.
Vaksin AstraZeneca telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
BPOM pun memastikan vaksin AstraZeneca bisa diberikan kepada kelompok usia dewasa dan lanjut usia (lansia).
(*)
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |