"Semua dengan enak ngomongin 'dia juga manusia bikin khilaf', 'enggak masalah baru kalo ada indikasi ya kita awasi aja', 'kasih dia kesempatan kedua', 'lagian dia udah dihukum. Kesempatan kedua? Sementara dia berusaha nyuap waktu ketangkep," beber Zoya gamblang.
"Artis pedofil, dikatain kena cobaan aja gue dah ngakak. Belom ketambahan industri kasih ruang SJ di televisi nasional. Bobrok bobrok," katanya.
Maka Zoya mendesak agar menerapkan budaya pengenyahan (cancel culture) kepada artis pelaku pelecehan seksual.
Bahasa mudahnya, cancel culture berarti menarik dukungan (memboikot) kepada orang itu di dunia nyata ataupun maya.
"Seharusnya cancel culture nih cocok banget buat 'artis' pelaku pelecehan, pelaku kekerasan, 'artis' yang punya perspektif pelaku," ujarnya.
Budaya pengenyahan ini menurut Zoya justru menguntungkan masyarakat, terutama korban.
"Dilupain gitu aja, sekalinya 'dipeduliin media' malah dibongkar foto dan identitasnya'," ungkapnya.
Awalnya pembahasan soal Saipul Jamil ramai di Twitter sejak Rabu (25/8/2021) melalui AREA JULID.
Kemudian ikut melebar ke Instagram dengan tangkapan layar unggahan dari Twitter.
"Wdyt? (Menanyakan pendapat) Menurut kalian apakah pantas pelaku pe le ce han sek sual dapat kesempatan lagi di showbiz tv nasional," kata admin @AREAJULID di Twitter.
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Tribun Sumsel |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |