Masih menurut laporan medis setempat, yang menakutkan dari bakteri resistan ini adalah karena antibiotik yang digunakan penderita terkadang salah/berbeda.
Sementara itu, dilansir Grid.ID dari Serambinews.com, beberapa konsumen harus menjalani operasi untuk menghentikan infeksi dari bakteri tersebut.
"Sebagian besar pasien harus menjalani operasi untuk mengangkat daging yang terinfeksi. Karena sangat menular, beberapa pasien masih dikarantina di rumah sakit," kata juru bicara KLCAH.
Seorang konsumen yang berprofesi sebagai tenaga penjualan mengatakan bahwa dia mengunjungi panti pijat tersebut pada 20 November 2018.
Setelah itu, dia mengalami beberapa gejala seperti ruam dan nyeri di bagian kaki.
Sementara itu, ada pula konsumen lainnya yang harus mengonsumsi antibiotik dan memeras nanah dari infeksi yang terjadi di tubuhnya.
Beruntung, konsumen panti pijat tersebut pergi ke rumah sakit di waktu yang tepat.
Pasalnya, jika terlambat dan bakteri sudah menyebar, maka dia harus menjalani amputasi.
(*)
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!
Source | : | Intisari Online,Serambinews.com |
Penulis | : | Hana Futari |
Editor | : | Nesiana Yuko |