Co-Founder Kin And Ally, Patricia Davina, juga mengutarakan bahwa produksi pakaian drngan bahan plastik juga semakin meningkat.
Sehingga, Patricia Davina mengungkapkan bahwa dirinya dan Natasha tertantang untuk memproduksi bisnis pakaian olahraga tanpa menambah sampah plastik.
"Fashion yang saat ini menghasilkan koleksi terbaru setiap minggu, means umur produk yang pendek perputaran produk yang tinggi, karena sabagian besar active wear saat ini terbuat dari plastik, tantangan kami adalah how can we create active wear tanpa memperparah krisis plastik dan bagaimana kita bisa pastikan masa pakaian produk yang lama sehingga we dont contribute to more waste," ungkap Patricia Davina, selaku Co-Founder Kin And Ally.
Akhirnya Natasha Elaine pun ingin menggebrak dunia fashion dengan membuat produk pakaian olahraga yang tak hanya memotivasi para wanita untuk berolahraga, tetapi juga menjaga lingkungan dari botol plastik bekas.
"Kenapa nggak bisa dua-duanya sehat, kita sehat dan planetnya juga sehat, so i wanna to do things differently, karena my sister juga susper sustainability, it was a great idea, so we decided to start the project together," ungkap Patricia Davina.
Tentunya, produk dari Kin And Ally juga mempertimbangkan kualitas produk agar todak mudah rusak dan bisa dipakai dalam waktu yang lama.
"Kami melihat di indonesia high quality wear masih sangat sulit ditemukan, banyak yang sekali pakaia langsung sobek jahitannya, bahannya nembus, jiplak, potongan dan jahitannya nggak rapih," ungkap Patricia Davina.
Selain itu, Kin And Ally juga ingin semua wanita dengannberbagai ukuran tubuh bisa menggunakan produk mereka dan tetap terlihat fashionable.
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nesiana Yuko |