Sharaqi yang jadi profesor geologi dan sumber daya air di African Research Institute mengatakan, "Tidak adanya penipisan dalam geologi berarti bahwa ia adalah air yang dapat diperbarui. Air tanah dapat diperbaharui, seperti di sumur Zamzam, atau tidak dapat diperbarui."
Dia menambahkan, "Mesir memiliki Guru Barat, reservoir Nubian Sandstone yang terletak di oasis. Namun, itu tidak dapat diperbaarui. Itu tidak memperbaharui dirinya sendiri selama bertahun-tahun".
"Air Zamzam adalah air terbarukan. Sumber airnya berasal dari hujan di Mekah. Mekah adalah daerah pegunungan dan salah satu lembahnya (Lembah Ibrahin) menampung sumur Zamzam di dataran rendah," ungkapnya.
Sharaqi menjelaskan, terdapat 14 meter endapan sungai yang disebabkan oleh air hujan di pegunungan yang jatuh ke daratan rendah dan berubah menjadi sedimen.
Proses ini memakan waktu jutaan tahun untuk membuat sumur Zamzam sepanjang 14 meter.
Di bagian paling bawah terdapat bebatuan yang berkumpul dan menyebabkan sumur memiliki kedalaman total 35 meter, sedimen 14 meter, dan batuan di dalam 21 meter.
Dengan proses curah hujan dan penyimpanan, air diperbarui.
"Air di sumur Zamzam digunakan sebagai air minum jamaah dan air minum tidak digunakan untuk pertanian. Sumur Zamzam telah digunakan selama 4.000 tahun, hal ini membuat kami berpikir bahwa jika tidak ada hujan di Arab Saudi, airnya akan habis. Namun mengingat kondisi iklim yang stabil dan tidak berubah, sumur bisa terus berjalan sebagaimana adanya," kata Sharaqi pada 2018.
(*)
Artikel ini telah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul Air Zamzam Telah Digunakan 4.000 Tahun Lebih Tapi Kenapa Tidak Habis?
Source | : | national geographic |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |