Padmosantjojo terus merawat dan memantau pertumbuhan Yuliana-Yuliani selama lima tahun.
Ketika Yuliana-Yuliani sudah diizinkan pulang ke Tanjung Pinang, ahli bedah saraf itu tetap memberi dukungan dana untuk keperluan pendidikan si kembar itu.
Tak disangka, Yuliana-Yuliani yang dulu lahir kembar siam dempet kepala, kini berhasil menyelesaikan pendidikan dari kampus bergengsi.
Melansir dari Kompas.com, Yuliana sukses mencetak IPK 4 selama berkuliah.
Yuliana juga mampu menyelesaikan program magister Ilmu Nutrisi dan Teknologi di Institut Pertanian Bogor dengan nilai yang sempurna.
Tak berhenti di situ, Yuliana terus memperbanyak ilmunya dengan menyelesaikan program doktoral di IPB.
Nantinya, Yuliana berharap dapat melanjutkan kariernya dengan menjadi dosen atau peneliti.
Sama hebatnya dengan Yuliana, Yuliani berhasil menjadi dokter dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Tekadnya untuk terus memperkaya ilmu membuat Yuliani melanjutkan pendidikan dokter spesialis bedah saraf.
Tentu saja keinginan Yuliani itu terbesit karena inspirasi yang didapatkannya dari Padmosantjojo yang dulu melakukan operasi kepadanya dan sang kembaran.
"Pakde (Padmosantjojo) selalu mengajar kami berbagi dengan orang lain dan memberi manfaat bagi orang banyak," tutur Yuliani.
Walau dulu terlahir sebagai bayi kembar siam, Yuliana-Yuliani kini berhasil membuktikan pencapaiannya dengan mencetak prestasi cemerlang selama hidupnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Nisrina Khoirunnisa |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |