Untuk mendeteksi hal ini, para peneliti di University College meminta para partisipan untuk membantu pasangan mereka menebak isi koin dalam gambar sebuah kaleng yang diburamkan.
Akan tetapi, bila tebakan pasangan tersebut melebihi jumlah koin yang ada, partisipan akan mendapatkan hadiah uang.
Alhasil, para partisipan pun berbohong dan melebih-lebihkan isi kaleng tersebut.
Kemudian para peneliti mengamati amygdala, bagian dari otak yang mengatur emosi, selama partisipan berbohong.
Faktanya, semakin sering partisipan berbohong, reaksi amygdala semakin menurun dan menandakan rasa penyesalan juga semakin berkurang.
Hal ini bisa dianalogikan seperti ketika pasangan Anda berbohong mengenai ke mana dia pergi dan siapa yang dia temui.
Sementara itu, dikutip Grid.ID dari Tribunnewswiki.com, Penulis studi tersebut dan peneliti dari Princeton Neuroscience Institute, Neil Garrett mengatakan, mungkin pada saat pertama kali seseorang selingkuh, dia akan merasa tidak enak dan bersalah.
Namun, di kali berikutnya, rasa bersalah berkurang dan potensi perselingkuhan menjadi lebih besar dan biasa.
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Intisari.grid.id,Tribunnewswiki |
Penulis | : | Hana Futari |
Editor | : | Nurul Nareswari |