Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Yasonna Laoly, usai insiden maut tersebut.
"Sejak itu (1972), kita tidak memperbaiki instalasi listriknya. Ada penambahan daya, tetapi instalasi listriknya masih tetap," beber Yasonna Laoly, Rabu (8/9/2021).
Kondisi memprihatinkan itu tentu mencuri perhatian publik termasuk sejumlah pejabat.
Anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha, mengomentari kondisi dari instalasi listrik Lapas Tangerang.
Menurutnya, kenyataan tersebut justru menunjukkan realita soal kurangnya kepedulian pemerintah terhadap lembaga permasyarakatan.
"Namun apa boleh buat, kenyataan yang ia kemukakan tersebut merupakan satu potret tentang masih jauhnya kesungguhan kita dalam merealisasikan tujuan penghukuman yang kita tetapkan sendiri, yaitu pemasyarakatan," ujar Thaha, Kamis (9/9/2021).
Selain bangunannya yang sudah tua dan instalasi listrik tidak pernah diperbaiki, Yasonna Laoly juga mengungkap fakta mengejutkan lainnya soal Lapas Tangerang.
Rupanya, narapidana yang mendekam di Lapas Tangerang sudah melebihi kapasitas.
"Lapas ini over kapasitas 400 persen, penghuni ada 2.072 orang yang terbakar Blok C2," terang Yasonna.
Kendati kondisi prihatin pada Lapas Tangerang sempat diabaikan, Yasonna Laoly kini berupaya untuk membuat strategi baru agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
"Tentu saja kami akan bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk menyelidiki sebab-sebab kebakaran. Dan tentu saja memformulasikan strategi pencegahan agar musibah berat seperti ini tidak terjadi lagi," tukasnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Nisrina Khoirunnisa |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |