"Saat itu saya berusia tujuh tahun, terlalu muda untuk memahami apa itu kematian. Saya diberitahu saudara soal apa yang terjadi," kata dia.
Tragedi ini memicu Mariam untuk memiliki keluarga besar, meski awalnya dia hanya berharap memiliki enam anak.
Kini, tantangan yang harus dihadapi Mariam adalah menyediakan rumah bagi 38 anak-anak yang masih kecil itu.
Sebanyak 12 anak-anaknya tidur di atas ranjang besi dengan kasur tipis di dalam kamar yang sempit.
Di kamar lain, anak-anak berdesakan berbagi alas tidur. Sementara yang lain tidur begitu saja di atas lantai.
Anak yang lebih tua membantu adik-adiknya dan semuanya ikut membantu pekerjaan rumah seperti memasak.
Lalu berapa banyak makanan yang harus disiapkan Mariam? Dalam sehari dia harus menyediakan 25 kilogram tepung singkong.
"Ikan atau daging adalah makanan mewah bagi kami," ujar Mariam.
Hidup susah sejak masa kanak-kanak, satu-satunya harapan Mariam saat ini adalah anak-anaknya bisa bahagia.
"Saya sudah mengajarkan tanggung jawab orang dewasa kepada mereka sejak dini," kata Mariam.
"Saya sendiri, tidak pernah mengalami kebahagiaan, mungkin sejak saya dilahirkan," tambah dia.
(*)
Jenazah Oshima Yukari Korban Kebakaran Glodok Plaza Diserahkan ke Keluarga, Tangis Ibunda Pecah
Source | : | grid.id,Kompas.com |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nurul Nareswari |