Tetapi faktanya, konsumsi makanan berkolesterol tidak serta merta akan meningkatkan kadar kolesterol setinggi yang dibayangkan.
Menurut penelitian, hanya sekitar 30 persen saja orang akan mengalami kenaikan kadar kolesterol setelah mengonsumsi makanan berkolesterol.
Hal ini juga didukung penelitian para ahli dari Harvard terhadap 100 ribu responden.
Riset membuktikan, konsumsi telur tidak meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Bahkan riset dari University of Connecticut menemukan, makan 3 telur per hari menjadi bagian dari upaya membatasi asupan karbohidrat dan meningkatkan asupan kolesterol baik (HDL) dalam tubuh.
3. Mitos: cuma boleh makan putih telur. Fakta: nikmati putih dan kuning telur
Putih telur hanya mengandung 3,5 gram protein.
Nutrisi lain seperti protein dan lemak, ada di dalam kuning telur sehingga kuning telur menjadi bagian yang paling bernutrisi.
Baca Juga: Pakai Sabun Saja Tidak Cukup, Begini Cara Membersihkan Telur Pecah di Karpet Agar Tidak Bau Amis
Kuning telur mengandung 240 miligram leucine, asam amino berantai tunggal yang memengaruhi genetik pembangun otot.
Kuning telur juga mengandung kolin, yang berguna untuk fungsi membran sel.
Selain itu, masih ada kolesterol, yang merupakan penyusun berbagai hormon, vitamin A, vitamin D, dan vitamin E.
Kuning telur juga kaya omega 3, apalagi jika ayamnya diberi makanan yang mengandung asam amino serupa.
Telur akan menghasilkan 150 miligram omega 3 yang kaya DHA.
4. Mitos: telur mentah beri lebih banyak nutrisi, Fakta: Telur yang dimasak memberi akses pada lebih banyak nutrisi
Makan telur mentah diyakini memberi manfaat lebih karena bentuk kolesterolnya masih belum teroksidasi.
Nyatanya, oksidasi kolesterol telur sealma proses memasak sebenarnya minimal, dan akan jauh berkurang jika dimasak pada suhu rendah.
Makan telur mentah juga dipercaya dapat membantu mencegah hormon lutein dan zeaxanthin yang penting bagi kesehatan.
Namun, penelitian yang dimuat American Journal of Clinical Nutrition dan Journal of Nutritionmenunjukkan bahwa makan telur yang dimasak juga dapat meningkatkan kadar lutein dan zeaxanthin dalam darah.
Selain itu, telur mentah mengadung avidin.
Protein ini dapat mengikat dan mencegah penyerapan nutrisi penting dalam tubuh, misalnya biotin.
Memasak telur akan menonaktifkan avidin, dan memastikan nutrisi terserap sempurna.
Walapun hanya 1 dari 10 ribu telur terkontaminasi salmonella, proses memasak dapat mematikan segala kuman yang mungkin saja ada di dalam telur.
Dengan proses pemasakan, telur tentu akan lebih sehat dan aman dikonsumsi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Nakita.id dengan judul, "4 Mitos dan Fakta Seputar Konsumsi Telur"
Awalnya Dituntut 12 Tahun, Harvey Moeis Cuma Dihukum Penjara Segini dan Bayar Uang Rp 210 M
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Hananda Praditasari |