Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Kebahagiaan seorang ibu seringkali dirasakan ketika melihat pertumbuhan dan perkembangan bayinya yang pesat.
Namun nahas, seorang ibu bernama Ngo Ly harus legowo menerima nasib bayinya yang divonis menderita penyakit lumpuh otak atau cerebral palsy.
Melansir dari Kompas.com, sebagian besar gejala lumpuh otak biasanya akan terlihat sebelum anak mencapai usia 3 atau 4 tahun.
Berdasarkan NHS, berikut tanda-tanda atau gejala yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak (motorik)
2. Terlambatnya perkembangan atau kesulitan berbicara
3. Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh
4. Otot kaku atau sangat lunglai
5. Tremor
6. Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol
7. Kurang responsif terhadap sentuhan atau rasa nyeri
8. Mengompol berkelanjutan
9. Gangguan kecerdasan
10. Air liur berlebihan
11. Kesulitan dalam menelan
12. Kurangnya koordinasi otot
13. Kesulitan berjalan
14. Kejang
15. Kesulitan melihat dan mendengar
16. Cacat intelektual
17. Kondisi kesehatan mental
18. Inkontinensia urine (sulit menahan buang air kecil)
Baca Juga: 6 Cara Sederhana Cegah Bayi Terkena Cerebral Palsy, yuk Cari Tahu!
Usut punya usut, penyakit lumpuh otak yang diderita bayi berusia 8 bulan itu muncul akibat kebiasaan sang nenek.
Awalnya Ngo Ly mengaku syok saat melihat perubahan pada bayinya di usia 8 bulan.
Mengutip dari eva.vn, Kamis (30/9/2021), Ngo Ly menyebut sejak lahir hingga usia 6 bulan, bayinya sehat tanpa kurang suatu apapun.
Saat lahir, bayinya sehat dan tumbuh sangat aktif seperti anak pada umumnya.
Namun di usia 8 bulan, Ngo Ly mulai merasa aneh dengan kondisi bayinya.
Alih-alih berlatih merangkak dan berjalan, bayi Ngo Ly justru sering berbaring diam dan jarang menggerakkan anggota tubuhnya.
Sekujur tubuh bayi itu seperti lesu dan tak bereaksi.
Merasa ada yang tak beres, Ngo Ly membawa sang bayi ke dokter.
Betapa terkejutnya Ngo Ly saat dokter menyebut bayi perempuannya itu ternyata menderita celebral palsy atau kelumpuhan otak.
Ngo Ly sontak menangis dan ketakutan.
Ia tak habis pikir, bagaimana bayinya bisa mendadak menderita celebral palsy.
"Dia lahir sangat sehat, mengapa sekarang mengalami cerebral palsy?" ujar Ngo Ly, khawatir bila dokter salah mendiagnosis.
Ngo Ly lantas membawa anaknya ke Rumah Sakit Anak Pusat untuk pemeriksaan lain.
Sayangnya, dokter di sana juga memberikan hasil yang sama dan bahkan menyebut jika bayi Ngo Ly tumbuh di lingkungan yang tercemar dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Wajib Tahu! Tak Hanya Bagus Dikonsumsi Usai Operasi, Ikan Ini Juga Digunakan untuk Terapi Covid-19?
Alasan itu membuat bayi Ngo Ly mendadak menderita lumpuh otak bukan secara genetik.
Sontak hal ini membuat Ngo Ly bingung.
Pasalnya selama ini keluarga selalu menjaga kebersihan.
Akhirnya, setelah dengan hati-hati sang dokter bertanya pada Ngo Ly dan keluarga, diketahui penyebab kelumpuhan otak itu berasal dari kapur barus.
Tak disangka selama ini sang nenek memiliki kebiasaan menaruh kapur barus di bawah bantal anak Ngo Ly.
Sang nenek mengaku takut cucunya terkena infeksi sehingga ia meletakkan kapur barus di bawah bantal untuk menghindari jamur dan mengusir serangga.
Menurut dokter, seiringnya waktu, reaksi kimia dalam kapur barus itulah yang membuat sang bayi mengalami kelumpuhan otak.
Masih mengutip dari eva.vn, kapur barus ini ternyata jika dihirup terus menerus maka dapat menghancurkan sel darah merah.
Kapur barus juga merusak sistem saraf dan menyebabkan gejala seperti cerebral palsy atau lumpuh otak pada bayi.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,Eva.vn |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |