3. Memakai wangi-wangian
Memakai parfum, baik di rumah maupun ketika hendak pergi. Jika sebelumnya jarang menggunakannya dan berubah drastis pada usia 40-an tahun, itu juga merupakan salah satu tanda puber kedua.
Sementara itu melansir Tribunnews.com, Sabtu (2/10/2021), psikolog Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UWKMS), Ely Rosetyo MPsi menjelaskan, tidak ada hal ilmiah dari puber kedua.
Hal ini berarti tidak ada perubahan hormon atau bentuk fisik layaknya pada masa puber pertama.
“Puber kedua itu bentuk ketertarikan ke orang baru. Hormon tetap sama, lebih pada perasaan, secara psikologis ada kecenderungan ketakutan pada masa tua dengan keadaan fisik yang tidak lagi sama seperti saat muda,” paparnya ketika ditemui SURYA.co.id, Minggu (14/8/2016).
Adanya stres, permasalahan rumah tangga, depresi, pengaruh lingkungan serta kurangnya dukungan keluarga bisa membuat masa puber kedua ini menjadi menyimpang.
“Kalau rasa sukanya sama pasangan sendiri tidak masalah. Tetapi kalau malah ke orang lain dan memperburuk keadaan rumah tangga. Maka akan menjadi masalah,” lanjutnya.
Psikolog UKWMS yang juga menjadi konselor di Pusat Layanan Psikologi di UWKMS ini menerangkan untuk menghindari tekanan psikis hingga melakukan penyimpangan perlu adanya pengendalian diri. Hal ini bisa dimulai dengan manajemen stres.
Kepala Kantor Urusan Internasional UWKMS, Erlyn Erawan Psy D menambahkan selain mencari penyebab stres dan pengaruhnya terhadap perilaku.
Manajemen stres bisa dilakukan dengan menyeimbangkan aktivitas dan mengontrol setiap tindakan yang dilakukan.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Tribunnews.com,Intisari Online |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nesiana |