Wahyudi mengaku baru berjualan saat Covid-19 melanda, sekitar April 2020 dan sudah mendapatkan izin dari keluarga besar almarhum Dono.
"April kami baru buka warung di sini, sudah minta izin ke keluarga besar mas Dono," akunya.
Profil Dono
Film Warkop DKI Reborn menginggatkan kita tentang sosok lengendaris Dono.
Ia terkenal dengan group lawak DKI ,yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota atu yang singkatan dari nama Dono-Kasino-Indro atau DKI
Dono bernama lengkap Drs. H. Wahyu Sardono atau dikenal sebagai Dono Warkop.
Ia dilahirkan di Solo, Jawa Tengah, 30 September 1951, Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara.
Dari kecil hingga SMA, dono hidup di kota Solo, Jawa Tengah.
Selepas lulusan SMA dar SMA negeri 3 Surakarta, Dono wakop pun berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi di Jakarta, Ia mengambil Jurusan Ilmu Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia( UI)
Mereka kerap manggung dan melawak didepan ratusan hingga ribuan penonton.
Setelah puas manggung , Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat.
Dari filmlah para personel Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah.
Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang.
Lantaran tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.
Source | : | Tribunjateng.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Novita |