Namun bila di masa tua tidak banyak menerima keenakan hidup, maka patut dipertanyakan masalah apa yang pernah diperbuat pada masa lalu.
"Hidup itu kalau mau akhir hidupnya enak, berkah, banyak-banyaklah berbuat baik dan bersyukur," tulis Maia Estianty.
"Kalau di masa tua banyak ketidak enakan hidup, coba ditanyakan dalam hatinya, apa yang pernah dilakukan di masa mudanya," tuturnya.
"Jika di masa mudanya banyak diuji, bersabarlah, karena janji Allah selalu benar, akan memberikan hadiah yang indah kepada mereka-mereka yang mau bersabar," imbuhnya.
Setelah itu, Maia Estianty bahkan membahas soal seseorang yang merampas hak orang lain.
"Jika masa mudamu sering mencuri, masa tuamu tidak punya apa-apa, jika masa mudamu banyak kebaikan, walaupun banyak kesakitan (karena belum pahamnya hakikat kehidupan, sehingga di pikir 'kok kejam ya kehidupan?')," serunya.
"Tpi dengan kebaikan, masa tua mu, biarpun hidup sederhana, tapi rasanya bahagia dan cukup, dan diberikan kehidupan yang baik," timpalnya.
"Jika kita sering mengambil hak orang lain, jangan salahkan kehidupan jika hakmu suatu saat juga di rampas orang lain," paparnya.
Menurut wanita kelahiran Surabaya itu, kehidupan sejatinya adalah refleksi dari apa yang sudah seseorang lakukan di masa lampau.
"Hidup itu adalah sesuai perbuatan kita di masa lalu, jika di akhir hidup nya manusia nggak enak, anggap saja itu dosa-dosa kita di masa lalu sedang di bersihkan," ungkapnya.
"Biar masih remaja juga, kita pernah berbuat dosa. Entah itu ke orang lain, ke orang tua, ke teman, keluarga, bahkan dosa ke diri sendiri," serunya.
"Bahkan jika hidup kita nggak enak di masa sekarang, anggap saja dosa kita sedang di hisab atau di bersihkan dari dosa masa lalu," bebernya.
Ibu tiga anak ini mengatakan bahwa sabar adalah kunci dari segala permasalahan yang ada.
Dan manusia yang bisa mengalahkan egonya adalah seseorang yang bisa menjadi pemenang kehidupan.
Source | : | |
Penulis | : | Bella Ayu Kurnia Putri |
Editor | : | Bella Ayu Kurnia Putri |