"Saya berusaha mencari pengganti energi terbarukan agar bisa digunakan oleh para nelayan."
"Prinsip saya, karya yang kita buat harus sesuai dengan kebutuhan pada saat itu," katanya, mengutip website Kementerian ESDM dari Kompas.com, Sabtu (17/4/2021).
Tidak hanya ke para nelayan, Andi berusaha memperluas jaring usahanya dengan mengikuti organisasi seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Setelah mengikuti kompetisi berbagai forum di tingkat nasional dan internasional, Andi memanfaatkan jaring usahanya itu.
Tak diduga, banyak yang menawarkan berbagai bentuk kerja sama.
Namun, bisnis pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel masih memiliki banyak tantangan, antara lain pada teknologi pengolahan dan proses pengumpulan limbah minyak.
Untuk mengumpulkan pasokan minyak, Andi membuat bank minyak jelantah tiap RT/RW dengan fasilitas seperti check point dan jerigen.
Tak hanya itu, untuk membuat bank minyak jelantah yang ideal, diperlukan biaya tidak sedikit.
Oleh karena itu Andi mengajak perusahaan besar untuk bekerja sama membuat bank minyak jelantah melalui program CSR (Corporate Social Responsibility).
Sampai sekarang, Andi sudah membuat bank sampah di sekitar 20 sekolah.
(*)
Luna Maya Syok Namanya Dijadikan Nama Jalur di Kulon Progo, Yogyakarta, Sang Artis Senang Tak Karuan Gegara Hal Ini: Nggak Nyangka
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Nesiana |