Yus mencari remaja putri dan putra yang layak untuk menjadi bagian dari barisan itu. Dipilihlah Heldy, adiknya, sebagai wakil dari Kalimantan.
Suatu hari pada tahun 1964, Istana sedang sibuk menyiapkan penyambutan tim Piala Thomas.
Untuk itu dibutuhkan barisan Bhineka Tunggal Ika, sebagai penerima tamu. Heldy dipilih untuk ikut serta. Ia mengenakan kebaya warna pink dengan kain lereng berselendang dan memakai sanggul.
Tibalah hari H. Heldy bersama remaja lainnya siap berdiri secara teratur di anak tangga Istana, berbaris rapi dekat pintu masuk.
Seperti biasa, Presiden Soekarno menaiki anak tangga Istana melalui barisan Bhineka Tunggal Ika yang sudah rapi berbaris dan berdiri di setiap anak tangga.
Bung Karno menaiki anak tangga satu persatu sambil melihat ke kanan dan ke kiri.
Tepat saat mendekati barisan di belakang Heldy, ia menyapa dengan caranya yang khas.
"Darimana asal kamu?" ucap Soekarno.
"Dari Kalimantan Pak," jawab Heldy.
"Oh... aku kira dari Sunda. Oh... ada orang Kalimantan cantik," balas Soekarno.
Itulah pertama percakapan Heldy dengan Bung Karno.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Heldy Djafar, Istri Terakhir Soekarno, Kisah Cinta Berawal dari Menjadi Anggota Paskibraka,
(*)
Ayah Lesti Kejora Usahakan Beri Hadiah ke Anak Rizky Billar Meski Harganya Murah
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | None |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |