Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Saidin Alju (52), orang tua dari Dea Rizki (13), satu murid MTs Harapan Baru, Cijantung, Ciamis, Jawa Barat membeberkan gelagat mengganjal putrinya seminggu sebelum tewas dalam kegiatan susur sungai yang digelar pihak sekolah.
Seminggu sebelum tewas, Saidin Alju sempat menjenguk Dea Rizki di Pondok Pesantren Al-Qur'an Cijantung.
Seperti pertemuan biasanya, Saidin Alju tak merasakan firasat apa pun dan hanya menghabiskan waktu bersama putri tercintanya.
Namun, tiba-tiba saja Dea Rizki menunjukan gelagat yang menurutnya cukup aneh.
Dea meminta untuk berfoto bersama dengan kedua orang tuanya yang mana hal tersebut jarang dilakukan sang putri.
"Setelah itu, saya sempat foto-foto dengan anak saya, fotonya juga masih ada."
"Nah, anak saya itu minta foto bareng-bareng. Lalu kami bertiga, saya sama istri foto dengan Dea," ungkap Saidin, dikutip dari TribunWow.com, Minggu (17/10/2021).
Semua berjalan seperti biasa sampai Saidin menerima informasi bahwa putrinya menjadi peserta dalam kegiatan susur sungai yang diadakan pihak sekolah.
Saidin mengatakan, kegiatan yang diikuti sang anak adalah bagian dari kegiatan pramuka.
"Dari penjelasan pondok bahwa anak saya sedang mengikuti program sekolah. Katanya lagi kegiatan Pramuka pengenalan alam," ucap Saidin.
Sebagaimana diketahui, Dea Rizki merupakan satu korban dari 11 siswa yang ditemukan tenggelam tak bernyawa.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan bahwa pemerintah akan melarang kegiatan susur sungai sampai adanya SOP (Standar Operasional Komprehensif) yang ditetapkan.
"Saya melarang ada susur sungai di masa depan, kecuali sudah ada SOP yang jelas dari BPBD."
"Oleh karena itu, saya minta kepada BPBD untuk menyusun sebuah SOP bagaimana kegiatan alam itu bisa dilaksanakan dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Minggu (17/10/2021).
Baca Juga: Gegara dengar Kata Angker, Siswa MTs Harapan Baru Ini Selamat dari Tragedi Susur Sungai di Ciamis
Pria yang kerap disapa Kang Emil itu juga telah bekerja sama dengan instansi dan organisasi terkait agar segera mengeluarkan SOP yang rinci terkait kegiatan alam seperti susur sungai.
"Mungkin BPBD, saya sudah minta dan berkoordinasi dengan pencinta alam profesional, seperti Wanadri, sehingga di masa depan tidak boleh terulang lagi hal-hal ini."
"Karena kehilangan satu nyawa itu tidak bisa tergantikan oleh apa pun. Apalagi sekarang jumlahnya tidak sedikit," ucap Kang Emil.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunwow.com |
Penulis | : | Citra Widani |
Editor | : | Deshinta N |