Letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah yang tercatat yakni Gunung Tambora pada 1815.
Letusan tersebut membuat terjadinya 'Tahun Tanpa Musim Panas' dan menyebabkan turun salju di Albany, New York di tahun berikutnya.
Letusan ini juga menghancurkan tanaman pangan, hingga membuat orang-orang kelaparan.
Dikutip Grid.ID dari Wartakotalive.com, bagi para peneliti, Gunung Agung bisa menjadi kesempatan mereka mengetahui bagaimana gunung berapi mempengaruhi iklim.
Hal tersebut berkiblat dari pengaruh meletusnya Gunung Tambora pada perubahan iklim.
Penelitian pada Gunung Agung dimulai dengan penerbangan 10 jam ketika sebuah gunung berapi di Filipina meletus pada 1991.
Para ilmuwan telah mengambil tren selama letusan skala yang lebih kecil pada 1982 dari gunung berapi El Chichon di Meksiko, tapi tidak ada yang seperti apa yang mereka lihat di Gunung Pinatubo di Filipina, yang disebut sebagai letusan terbesar abad ke-20.
Seperti diketahui, pada 2017, Gunung Agung kembali menandakan 'bangun' dari tidur panjangnya setelah letusan besar di 1963.
Di tahun 2019, Gunung Agung mengalami letusan beberapa kali, yaitu pada 12, 18 dan 24 Mei.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Wartakotalive.com,intisari |
Penulis | : | Hana Futari |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |