Sang ibunda hanya pasrah serta terpaksa membayar jajanan apa saja yang Jokowi sudah makan.
Suatu ketika, Jokowi salah memanggil.
Ia pikir, pedagang yang ia panggil adalah pedagang jajanan pasar.
Tidak tahunya pedagang arang.
"Ibu muncul sebelum saya sempat berlari.
Ibu membeli dan langsung menyodorkan bungkusan berisi arang untuk saya makan sambil berkata, 'ayo makan, habisin ya.
Kamu kan yang kepingin jajan'," kenang Jokowi.
Kebahagiaan Jokowi sekeluarga sempat terusik saat pemerintah daerah setempat memutuskan menggusur warga di bantaran kali.
Mereka terusir begitu saja tanpa ada perhatian bagaimana kehidupan selanjutnya.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Hadiri Malam Penganugerahan FFI 2021
Terpaksa, Jokowi sekeluarga menumpang tinggal di rumah sang paman.
"Keadaan sulit ini memaksa kami berjuang lebih keras. Bapak jadi sopir angkutan umum.
Setelah sekolah, saya membantu Ibu berjualan di pasar, meneruskan usaha Bapak," ujar Jokowi.
"Kami tidak mengeluh dan saling mengalirkan energi positif.
Kami berjuang agar tidak lagi menumpang," lanjut dia.
Source | : | Tribunmanado.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Novita |