"Biar subuh, seluruh masjid di sini penuh dengan jemaah yang salat. Seluruh warga di sini beragama Islam dan kami mau mengamalkan ajaran agama,” imbuhnya.
Baca Juga: Virus Corona Semakin Mewabah, Universal Resort dan Warner Bros. Studio Tour Terpaksa Tutup!
Meski berada dalam kawasan Pondok Pesantren Al Fatah, warga Temboro mempunyai kegiatan sendiri.
Menurut Ulul Azhar, saat bulan Ramadhan, 29 masjid dan surau di Desa Temboro melakukan salat tarawih dengan bacaan Al quran satu juz setiap malam.
“Kalau di pesantren ada yang salat tarawih khataman. Kalau di seluruh masjid kampung sini, salat tarawihnya khatam satu juz setiap malam,” katanya.
Warga Desa Temboro juga rutin menggelar pengajian setiap Kamis malam setelah maghrib.
Setelah salat isya, banyak warga yang melalukan taklim dan dzikir serta berkunjung pada warga yang tidak hadir saat pengajian.
Mereka juga akan menggelar pengajian besar saat memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dengan mengundang grup kesenian islami.
"Paling ramai kalau 17-an. Selain pengajian juga ditampilkan grup kesenian barzanji,” kata Ulul Azhar.
Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah santri yang mondok di Pondok Al Fatah Temboro, karena selain santri pemula, ada juga santri yang hanya mondok dalam hitungan bulan.
Namun dipekirakan ada 15.000 santri yang menuntut ilmu di pesantren tersebut.
Desa Temboro memiliki luas wilayah lebih dari 517 hektar dan 40 persen lahan merupakan kawasan yang digunakan untuk kegiatan pondok pesantren.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Desa Madinah di Magetan, Aktivitas Warga Berhenti Saat Azan Berkumandang"
(*)
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |