"Kalau saya sendiri lumayan berani untuk menyuarakan apapun dan perlu disuarakan, isu yang penting, dibilang tabu. Kalau bukan saya, siapa lagi?" tuturnya.
Untungnya, pihak manajemen dan orang tua memberikan lampu hijau untuk Arawinda melakukan adegan vulgar di film 'Yuni'.
Pasalnya, adegan dewasa itu dipahami orang tua dan manajemennya bukan sekadar hiasan atau mengada-ngada di dalam film.
"Adegan itu merupakan suara penting dari film ini," ucapnya lagi.
"Jadi Alhamdulillah manajemen dan orang tua saya melihatnya bukan hanya adegan seperti itu, tapi punya makna di baliknya."
"Kalau saya memainkan adegan itu tapi maknanya tidak sebagus di film itu atau tidak punya makna, saya tidak akan memilihnya," tandas Arawinda.
(*)
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |