Grid.ID – Indonesia menduduki posisi ke-5 sebagai negara dengan jumlah vaksinasi dosis lengkap terbanyak dunia setelah China, India, Amerika Serikat (AS), dan Brazil.
Capaian tersebut tak terlepas dari peran serta seluruh pihak, terutama Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri), pemerintah daerah (pemda), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan pihak swasta.
Melihat perolehan itu, pemerintah optimistis, target 40 persen dari total populasi tervaksinasi lengkap bisa segera terwujud. Pasalnya, saat ini Indonesia tinggal melakukan vaksinasi kepada 3,2 juta orang lagi untuk mencapai target itu.
Bahkan, bisa saja pada awal 2022, Indonesia mampu mewujudkan target program vaksinasi hingga 70 persen. Namun, upaya ini baru akan terwujud dengan dukungan masyarakat.
Untuk mempercepat pencapaian target vaksinasi, Indonesia juga telah menjalin berbagai kerja sama multilateral.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro dalam siaran pers Forum Merdeka Barat 9 - KPC PEN, Jumat (17/12/2021).
Baca Juga: Catat! Selain Melakukan Vaksinasi, Begini Cara Tepat Pencegahan Penularan Virus Corona Omicron
Ia mengatakan, vaksinasi Covid-19 perdana yang diwakili oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Januari 2021 menjadi tonggak sejarah pengendalian pandemi virus corona di Indonesia.
Momen itu sekaligus menandai dimulainya proyek besar program vaksinasi Covid-19 karena menyasar lebih dari 208 juta penduduk Tanah Air.
Sejauh ini, hampir 150 juta penduduk Indonesia sudah divaksin dosis pertama. Dari jumlah tersebut, sebanyak 105 juta di antaranya sudah divaksin dosis lengkap.
“Dengan melakukan vaksinasi pada 3,2 juta orang lagi, capaian dosis lengkap sudah di atas 108 juta atau 40 persen dari total populasi Indonesia,” terangnya menurut keterangan resmi yang diterima Grid.ID, Sabtu (18/12/2021).
Ia juga mengingatkan para orangtua tak lupa memvaksin anaknya. Ini mengingat, program vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sudah berlangsung sejak Selasa (14/12/2021).
Upayakan vaksin booster
Tak hanya mengejar target 40 persen vaksinasi dari total populasi, pemerintah juga tengah menyiapkan kebijakan pelaksanaan vaksinasi booster. Pasalnya, menurut saran dari para ahli vaksin booster diperlukan. Namun, pelaksanaannya baru bisa direalisasikan apabila vaksinasi dosis lengkap sudah mencapai di atas 70 persen.
“Pemerintah selalu bekerja keras untuk menyediakan suplai vaksin agar target dan tujuan vaksinasi di Indonesia tercapai dengan segera,” ujar Reisa.
Terkait jumlah vaksin, Indonesia telah menerima lebih dari sekitar 418 juta dosis, yang terdiri dari vaksin jadi dan bahan baku. Paling tidak, pemerintah sudah menyediakan tujuh jenis vaksin sepanjang 2021. Badan Pengawasan Obat dan Makan (BPOM) pun sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk 11 jenis vaksin Covid-19.
“Hal tersebut bertujuan tidak bukan dan tidak lain, (untuk) memberikan vaksin sebanyak mungkin dan secepat mungkin ke semua warga Indonesia yang masuk sasaran,” lanjut Reisa.
Baca Juga: Kejar Target Percepatan Vaksinasi, Ini Solusi yang Dilakukan
Kerja keras Indonesia untuk pulih dari pandemi Covid-19 medndapat apresiasi dari banyak negara dan forum internasional, termasuk tokoh penting di dalamnya. Salah satunya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Bank Dunia (World Bank).
World Bank menilai, semangat the power of partnership atau gotong royong yang menjadi pelecut Indonesia dapat pelan-pelan bangkit dari situasi sulit.
Tidak menunda untuk vaksin
Penemuan kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia pada Kamis (16/12/2021) sepatutnya membuat seluruh masyarakat waspada dan tergerak untuk vaksin.
Vaksin, kata Reisa, memberikan perlindungan dari serangan virus corona yang saat ini terus bermutasi untuk mencari cara masuk ke tubuh manusia.
“Bagi yang belum menerima vaksin dosis penuh, jangan tunda, apalagi tidak dilanjutkan saama sekali,” lanjutnya.
Meski vaksin memberikan perlindungan, Reisa tetap mengingatkan masyarakat agar tidak lalai dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Apalagi, saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Jangan lengah dan kendor, tetap praktikkan (prokes) dengan ketat agar varian baru (virus corona) apa pun tidak bisa masuk ke ranah komunitas, tidak menular cepat, dan tidak merenggut nyawa lagi,” tekannya.
5 Arti Mimpi Kupu-Kupu Kuning, Tanda Kebahagiaan atau Justru Kemalangan? Simak Penjelasannya
Penulis | : | Hotria Mariana |
Editor | : | Sheila Respati |