Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Sekolah merupakan tempat formal untuk mengenyam pendidikan. Biasanya, pendidikan sekolah dimulai sejak usia anak masih dini.
Namun, apa jadinya jika dekat Sekolah Dasar tempat anak-anak kecil mengenyam pendidikan ditemukan tempat prostitusi online terselubung?
Hal tersebur dialami wanita bernama Amanda Sullivan yang menemukan tempat tersebut setelah menghantarkan anaknya keluar dari lingkungan sekolah di Lane End Primaru School di Beeston, Leeds, Inggris.
Alhasil, Sullivan bersama dengan salah satu anggota pendiri Save Our Eyes, sebuah kelompok kampaye yang dibentuk untuk menyoroti temuan tersebut.
Dia mengatakan kepada Leeds Live, "Saya telah menemukan jarum di semak-semak itu sebelumnya."
"Saya sudah lama tidak memeriksa, jadi saya pikir saya ingin melihatnya," sambungnya.
Dia menunjukkan hutan kecil yang terbuka, yang telah dirapikan oleh petugas penghuninya agar menyerupai pemukiman sementara.
"Jika Anda masuk ke dalamnya, Anda hanya akan menemukan pohon tisu toilet, tas bening yang tergantung di pohon," tambahnya.
Salah satu yang menarik perhatian Amanda adalah kasur yang ditemukan di tengah hutan terbuka, yang diduga untuk tempat tidur para PSK.
"Tempat tidur yang ditata dengan sandal, jarum kemudian kondom ada di atasnya," terangnya.
Setelah temuan itu, Amanda berbicara kepada para guru di sekolah anaknya, dan menghubungi Kepolisian Yorkshire Barat.
Jika kisah di atas sudah terdengar tak lazim, hal yang lebih aneh lagi datang dari Spanyol.
Negara ini melegalkan adanya sekolah pendidikan untuk menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).
Sekolah ini khusus bagi orang yang ingin bekerja di bidang prostitusi.
Dikutip Grid.ID melalui Tribunnews.com, Sabtu (25/12/2021), Negeri Matador dikenal memiliki lebih dari 400 ribu pekerja seks legal.
Itulah sebabnya, pekerjaan di bidang ini adalah sebuah kompetisi yang sangat sulit.
Dilansir TribunTravel dari laman Elitereaders.com, tahun 2012, sebuah sekolah yang disebut Tarabajo Ya dibuka di Valencia.
Sekolah ini mengajarkan siswanya bagaimana menjalani bisnis sebagai pekerja seks.
Dengan biaya 120 dolar atau sekitar Rp 1,5 juta, sekolah ini menawarkan kursus dasar dalam "Kebijaksanaan dalam Prostituisi Profesional".
Kursus dilakukan selama seminggu, terdiri dari kelas teori yang meliputi sejarah dan evolusi dunia profesi tertua.
Tak cuma teori, sekolah ini juga memberikan pelajaran praktik. Setiap siswa akan berlatih bermain seks selama dua jam setiap hari.
Saat praktik, mereka sambil belajar dari Kama Sutra.
Sekolah ini pernah dituntut hukum oleh warga yang keberatan dengan program studi yang ditawarkan. Tapi, pengadilan akhirnya memutuskan mendukung sekolah prostitusi ini.
Bahkan, pada tahun 2014, Asosiasi Seks Profesional di Spanyol (Aposex) juga membuka sebuah sekolah yang menawarkan latihan profesional di bidang prostitusi.
Jelas kalian tidak akan mengirim anak-anak untuk masuk sekolah jenis ini kan?
Apakah tempat ini masih pantas disebut sebagai sekolah yang notabene sebagai tempat menuntut ilmu?
(*)
Source | : | Tribunnews.com,intisari |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nesiana |