"Atas takdirnya, di tahun 2007 masyarakat Aceh mempercayai saya untuk menitipkan memori kolektifnya terkait peristiwa ini dalam bentuk museum," tulis Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengaku bahwa keberadaan museum tersebut sangat menguras emosi batin.
"Hari ini saya kunjungi lagi tempat yang saat diimajinasikan dulu, sangat memeras emosi batin ini," tuturnya.
Bukan cuma sebagai monumen simbolis, menurut Ridwan Kamil museum ini juga bisa dijadikan pelajaran bagi banyak orang.
"Ia didesain tidak hanya sebagai ruang pengingat saja namun juga sebagai ruang pembelajaran bagi anak-anak muda Aceh agar mampu menata masa depan lebih gemilang," tuturnya.
"Selain itu Museum Tsunami ini didesain terbuka ramah kepada khalayak sehingga bisa dijadikan ruang interaksi publik harian," ungkapnya.
"Atapnya didesain sebagai ruang penyelamatan jika terjadi musibah serupa. Didesain memiliki kearifan lokal yaitu tari Saman yang menjadi inspirasi kulit bangunannya," timpalnya.
Ridwan Kamil juga membongkar beberapa fakta mengenai makna dari beberapa bagian di dalam museum tsunami Aceh itu.
"Ditengahnya terdapat atrium yang memuat bendera dan bola batu bertuliskan negara-negara sahabat yang menolong Aceh saat tanggap darurat dahulu," jelasnya.
"Juga teristimewa hadirnya cerobong menjulang tempat khusus untuk mendoakan ribuan warga Aceh yang berpulang oleh peristiwa tersebut," papanya.
Bahkan Ridwan Kamil juga menunjukkan rasa bangganya lantaran museum tsunami ini bisa meraih penghargaan sebagai Destinasi Wisata Terpopuler di ajang Anugerah Pariwisata Indonesia 2021.
"Sejak dibangun, ribuan orang setiap bulannya. Sehingga tahun ini Alhamdulillah terpilih sebagai Destinasi Wisata Terpopuler di ajang Anugerah Pariwisata Indonesia 2021. Selamat untuk warga Banda Aceh," pungkasnya.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Bella Ayu Kurnia Putri |
Editor | : | Bella Ayu Kurnia Putri |