"Sudah satu hari sejak kami menguburnya. Saya tidak bisa mempercayainya. Saya sangat gembira, penuh harapan." kenang Gonzalez.
Lalu, mereka membawa peti mati yang berisi jenzah Perez ke rumah sakit terdekat di San Pedro Sula dan segera di periksa oleh dr Claudia Lopez.
"Seluruh keluarga bergegas masuk, hampir mendobrak pintu, membawa gadis itu di petinya." kata dr Claudia Lopez.
Meskipun ada upaya untuk menyadarkannya, semua tes yang dilakukan oleh dokter menunjukkan bahwa dia telah mati secara klinis.
Perez kemudian dikembalikan ke kuburan dan dimakamkan kembali di makam yang sama.
"Setelah kami membawanya keluar dari makam, saya meletakkan tangan saya di tubuhnya. Dia masih hangat, dan saya merasakan detak jantung yang lemah," kata sepupunya, Carolina Perez.
Maria Gutierrez, sang ibu sangat yakin putrinya dikubur hidup-hidup dan menyalahkan para dokter karena mengumumkan kematiannya terlalu cepat.
Dokter percaya bahwa serangan panik sementara menghentikan jantung Perez.
Beberapa berhipotesis juga mengatakan bahwa dia telah mengalami serangan cataplexy, yaitu hilangnya fungsi otot secara tiba-tiba karena tekanan atau ketakutan yang ekstrim.
Artikel ini telah tayang di laman Intisari.id dengan judul
(*)
Source | : | Intisari.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |