Shumack mengatakan, sebetulnya, aktivitas mandi yang dilakukan sehari-hari muncul sejak 50-60 tahun terakhir sejak munculnya kamar mandi menggunakan pancuran.
Dari situlah, gagasan mandi sehari-hari telah menjadi biasa.
Bahaya Mandi dengan Air Panas
Hal tersebut sebetulnya dilakukan karena tekanan sosial, bukan berdasarkan kebutuhan.
Mandi yang dilakukan sehari-hari menjadi populer karena kebutuhan sosial untuk wangi.
Padahal, bagian tubuh yang menghasilkan bau hanya pada ketiak dan pangkal paha, bukan seluruh tubuh.
Selain berdasarkan kebutuhan, Shumack juga mengingatkan, agar tidak mandi menggunakan air panas.
Sebab, mandi menggunakan air panas memiliki dampak buruk lebih banyak dibandingkan dampak baik yang diberikan.
Di antaranya, menyingkirkan produksi minyak alami dari tubuh yang berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit, sehingga menyebabkan kerusakan kulit dan membuat kulit rentan terhadap bakteri atau virus.
Hal ini tentu harus dihindari, apalagi di masa pandemi yang masih belum berakhir.
Selain itu, mandi air hangat juga bisa menyebabkan gatal-gatal, kekeringan, kulit mengelupas, dan eksim.
Artikel ini telah tayang di Sajian Sedap dengan judul STOP Mandi dengan Air Panas Mulai Sekarang Jika Tidak Ingin Dampak Fatal ini Terjadi Pada Tubuh Kita Semua
(*)
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |