Seperti banyak orang lain, Green mengatakan dia tumbuh dengan kekhawatiran uang.
"Sebagai seorang anak, saya ingat mengantri untuk makanan yang akan didistribusikan oleh pemerintah," katanya.
"Sebagai orang dewasa, saya selalu khawatir tentang bagaimana saya akan memiliki cukup uang untuk menutupi biaya hidup saya. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan," imbuhnya.
"Uang dapat digunakan untuk membeli hal-hal yang membuat hidup lebih nyaman. Tetapi hal-hal ini selalu cepat berlalu," jelasnya.
Dia percaya bahwa orang yang cerdas, rasional, bersemangat dapat menggunakan sumber daya mereka untuk mengubah hampir semua hal.
Badan amal keluarga Green, Dataphilanthropy, akan mengelola amalnya.
Investasi awal organisasi termasuk program beasiswa di universitas Cal-State Channel Islands yang membantu siswa tidak putus sekolah.
Source | : | Intisari.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |