Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Mengasuh dan mengurus anak bukanlah hal yang mudah.
Anak harus selalu dipantau, diperhatikan tumbuh dan kembangnya sejak masih kecil.
Hal berbahaya bisa saja tanpa disadari terjadi jika orangtua lengah dalam mengawasi anak.
Hal ini terjadi pada seorang anak di Harbin, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok, yang dilarikan keluarganya setelah sering mengeluh tidak nafsu makan dan mual.
Dikutip Grid.ID dari World Of Buzz, Senin (24/1/2022), awalnya keluarga mengira anak itu hanya sakit perut biasa.
Hingga ketika dokter melakukan CT scan, keluarga pun kaget dengan apa yang ditemukan dokter dalam perut sang anak.
Ternyata setelah dilihat hasil CT scannya, ada segumpal rambut dengan diameter hingga 18 cm di dalam perut sang anak.
Ibunya mulai curiga kebiasaan buruk sang anak kembali.
Benar saja, setelah ditanya lebih lanjut, sang anak mengaku mengonsumsi rambutnya sendiri.
Hal itu sempat membuat sang ibu syok.
Karena seperti diketahui, semenjak ibunya berhenti bekerja setahun yang lalu, dia mengaku tidak pernah mendapati sang anak makan rambutnya sendiri.
"Saya berhenti bekerja ketika usianya 8 tahun. Dan sejak saat itu, saya mulai fokus merawatnya dan tidak pernah melihat dia mengonsumsi rambut lagi," tuturnya.
Sejak kecil, gadis 9 tahun itu memang dikenal sebagai anak yang susah makan.
Namun keluarga tidak menyangka jika anaknya susah makan karena disebabkan oleh kebiasaan buruknya mengonsumsi rambut itu.
Berdasarkan keterangan dokter, perilaku sang anak dinamakan Pica.
Pica yaitu perilaku makan menyimpang, di mana penderita suka mengonsumsi benda yang seharusnya tidak dimakan.
Hingga saat ini, dokter masih perlu melakukan operasi lagi untuk mengeluarkan sisa gumpalan rambut itu.
Karena sebelumnya, pada dua operasi pertama dokter hanya mampu mengeluarkan setengah dari gumpalan menggunakan endoscope.
Sering mengonsumsi atau menelan rambut ternyata merupakan sindrom yang disebut sebagai sindrom Rapunzel.
Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Senin (24/1/2022), sindrom rapunzel disebabkan oleh kelainan psikiatrik pada orang yang tidak bisa menahan keinginannya menelan rambutnya sendiri.
Kondisi ini disebut juga dengan trichophagia.
Karena kebiasaannya ini, rambut di perutnya bisa mencapai usus halus.
Kondisi kelainan lain yang mirip dengan trichophagia adalah trichotillomania, di mana penderitanya punya kebiasaan menarik-narik rambutnya.
Salah satu penderita sindrom rapunzel adalah wanita berusia 38 tahun.
Ia datang ke dokter dengan keluhan mual, muntah, dan sulit buang air besar, selama hampir dua hari.
Ia juga tidak bisa menelan semua makanan, dan perutnya tampak menonjol.
Selain itu, wanita tersebut juga mengalami penurunan berat badan sampai 7 kilogram dalam 8 bulan terakhir.
Selama setahun terakhir nafsu makannya juga berkurang.
Dokter lalu melakukan pemeriksaan dan tes, tetapi tidak ada penyakit yang terkait dengan gejala-gejala itu.
Hasil tes darah menunjukkan adanya penurunan kadar protein dalam darahnya.
Dokter menduga gejala yang dirasakan wanita itu disebabkan oleh sesuatu pada saluran pencernaannya, dan memutuskan melakukan operasi.
Setelah dioperasi, ternyata dokter menemukan gulungan rambut di lambungnya sebesar 15x10 sentimeter, dengan ekor mencapi bagian usus kecil.
Di bagian usus ini dokter juga menemukan bola rambut lain sebesar 4x3 cm.
Bola rambut berukuran kecil itu menurut dokter menjadi penyebab turunnya kadar protein.
Ini karena bola rambut itu berada di usus kecil, lokasi tempat penyerapan protein.
Operasi tersebut memang berhasil mengeluarkan gulungan bola rambut.
Pasien lalu dianjurkan mengonsumsi makanan tinggi protein dan juga mengikuti evaluasi kesehatan mental.
Sejauh ini para ahli telah mencatat 88 kasus sindrom rapunzel.
Mayoritas terjadi pada anak-anak dan remaja, dan kebanyakan terjadi pada perempuan.
(*)
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Ayu Wulansari K |