Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Kasus adanya 'kerangkeng' manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin masih menyita perhatian publik.
Pasalnya, satu persatu fakta terungkap ke publik.
Bahkan, beberapa dugaan pun terus muncul tentang adanya penjara yang dihuni oleh 27 pemuda ini.
Dikutip b dari KOMPAS.com pada Kamis (3/2/2022), Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menjelaskan bahwa ada temuan mengenai tahanan yang meninggal dunia di dalam penjara tersebut.
Bahkan, ada lebih dari satu orang yang telah meninggal dunia saat menjadi menjalani proses rehabilitasi di penjara milik Bupati Terbit.
"Faktanya, kita temukan memang terjadi satu proses rehabilitasi yang cara melakukannya memang penuh dengan catatan kekerasan fisik sampai hilangnya nyawa," ujarnya.
"Cara merehabilitasi penuh dengan catatan kekerasan, kekerasan yang sampai hilangnya nyawa," lanjutnya.
Ia juga mengungkap bahwa pihak kepolisian menemukan adanya tahanan yang meninggal dunia dengan identitas berbeda dari yang ditemukan oleh KOMNAS HAM.
Namun, hal itu masih terus didalami oleh kepolisian untuk menemukan bukti dan fakta lain.
"Jadi kami menelusuri, kami dapat (temuan korban meninggal). Temen-temen Polda menelusuri juga dapat (korban meninggal) dengan identitas korban yang berbeda," jelasnya.
"Jangan tanya siapa namanya, jumlahnya, karena memang sedang berproses. Jadi faktanya (hilangnya nyawa korban) sangat solid," sambung Anam.
Baru-baru ini, terkuak bahwa ada kode tertentu dalam kekerasan yang dilakukan di penjara tersebut.
Dikutip Grid.ID dari Tribun-Medan.com pada Kamis (3/2/2022), Anam mengatakan bahwa temuan adanya korban meninggal dunia dalam penjara itu sangat valid.
"Apakah betul ada kematian? Ya betul ada. Apakah lebih dari satu? Ya benar. Kematian tersebut pun clear diduga karena mengalami kekerasan," kata Anam.
Selain itu, ia mengungkap bahwa ada kode tertentu yang digunakan oleh para anak buah Tebit saat melakukan penganiayaan.
"Perihal kekerasan yang dialami orang di dalam sel, kami menemukan istilah – istilah yang sering dipakai," ujarnya.
Dirinya pun juga mengungkap arti dari salah satu kode yang digunakan anak buah Terbit.
"Misalnya dua setengah senti dari dua setengah kancing, mos, serta gas," ungkapnya.
"Dua setengah kancing itu semacam kode dimana sasaran kekerasan itu terjadi," jelas dia.
Kendati begitu, hal ini masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian.
(*)
Rencana Kim Sae Ron Sebelum Meninggal, Sempat Ubah Nama sampai Akan Buka Kafe Usai Kena Cancel Culture
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Mahdiyah |
Editor | : | Nesiana |