Ketika aparat setempat dan polisi turun tangan untuk membatasi proses penambangan emas, mereka diancam dengan bahan peledak oleh para penggali emas ilegal.
Eva Chura, perempuan yang hidup dengan menggali emas, mengatakan, pria tidak lagi tertarik mencari emas karena sumber emasnya sudah habis.
"Mereka sering pergi ke bar untuk minum daripada pergi ke tambang emas," tambah Chura.
Penduduk setempat menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dari batu, lalu mencucinya dengan air.
Banyaknya air cucian yang mengandung merkuri mengalir dari pegunungan ke daerah yang lebih rendah.
Awalnya anak sungai kecil, lama kelamaan membentuk sungai.
"Air yang digunakan untuk pertambangan dibuang sembarangan dan mempengaruhi masyarakat di hilir. Sumber air masyarakat untuk pertanian dan peternakan terkontaminasi," kata Federico Chavarry, jaksa kriminal lingkungan di La Rinconada.
Baca Juga: Tradisi Penggal Kepala Manusia untuk Mas Kawin, Bukti Tanda Kedewasaan Pria Suku Naulu
"Selain itu, air dengan logam berat dan merkuri juga mengalir langsung ke Danau Titicaca," tambahnya.
Titicaca, danau terbesar di Amerika Selatan, adalah sumber air domestik dan perikanan bagi orang-orang di daerah sekitarnya.
Seorang warga bernama Chura pun menceritakan kisahnya di kota iblis ini.
Nyesek, Abidzar Al Ghifari Sampai Lakukan Ini Demi 'Hadirkan' Mendiang Uje di Pernikahan sang Adik, Umi Pipik Auto Mewek
Source | : | intisari-online.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |