Rasio ledakan tes uji coba bom nuklir Korut pun sangat besar.
Ledakan itu mencapai 100 kiloton dan Korut sudah 6 kali mengujinya, hingga malah merusak fasilitas Punggye-ri.
Cheget, Koper Maut Pengaktif Misil Balistik Nuklir Milik Presiden Rusia
Sebagai perbandingan saja, bom atom yang diledakkan di Hiroshima pada tahun 1945 hanya berkisar 15 kiloton.
Celakanya lagi delapan menit setelah ledakan ada gempa sebesar 6,3 skala richter menguncang daerah sekitar 6,3 skala richter menguncang daerah sekitar Punggye-ri dan ada empat kali lagi gempa susulan pada minggu-minggu berikutnya.
Dengan mengumpulkan data seismik berkualitas tinggi dan memeriksa citra satelit sebelum dan sesudah pengujian, para ilmuwan dapat menentukan di mana gempa ini terjadi dan bahwa mereka memang disebabkan oleh pengujian bom nuklir Korut.
"Mengingat sejarah uji coba nuklir Korea Utara yang dilakukan di bawah gunung ini, uji coba nuklir yang sama akan menghasilkan kerusakan dalam skala lebih besar yang menciptakan bencana lingkungan berupa radiasi nuklir,” kata laporan dari tim ilmuwan.
Bisa dikatakan Korut mulai ketakutan karena bom nuklir yang harusnya menjadi 'tameng' negara malah mengancam pemiliknya sendiri.
Kehilangan senjata nuklir membuat jajaran pemimpin Korut mulai berpikir rasional untuk segera 'mengamankan' negara dengan cara perdamaian.
Dan lebih berbahayanya lagi jika radiasi nuklir gegara rusaknya fasilitas Punggye-ri menyerang Korut, maka bisa dipastikan negara tertutup itu tidak bisa menanggulanginya.
Gara-gara inilah kurang dari seminggu kemudian Kim Jong Un mengumumkan menangguhkan semua uji coba nuklirnya dan menyerukan perdamaian dengan Korsel serta Amerika Serikat.
Tapi yang dirugikan gara-gara kejadian ini bukan Korut semata, namun juga China yang kalang kabut jika debu radioaktif gagalnya uji coba nuklir Korut terbang ke arah mereka dari perbatasan kedua negara.(Seto Aji/Grid)
Source | : | iflscience |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |