Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Sidang perdana kasus perampokan toko emas di Pasar Simpang Limun Medan belum lama ini digelar.
Sebelumnya, perampokan itu terjadi pada Kamis (26/8/2021) lalu.
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Kamis (10/2/2022), perampokan itu diketahui dilakukan oleh 4 orang perampok dengan merampas uang sebesar Rp 20 juta.
Bahkan, para pelaku membawa senjata api laras pendek dan laras panjang.
Sedangkan, salah satu pelaku yakni Hendrik meninggal dunia ditempat lantaran mendapatan timah panas polisi karena melawan.
Hal itu dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi.
"Satu pelaku perampokan pajak (pasar) Simpang Limun inisial H berhasil dilumpuhkan dan meninggal dunia karena melakukan perlawanan dan membahayakan petugas saat melakukan pra rekon untuk menunjukkan arah pelarian dan titik kumpul terakhir pelaku-pelaku yang lainnya," jelasnya.
Tak lama setelah kejadian itu, ketiga pelaku lain pun berhasil ditangkap oleh polisi.
Dikutip Grid.ID dari Tribun-Medan.com pada Kamis (10/2/2022), sidang perdana kasus ini digelar pada Rabu (9/2/2022).
Dalam sidang itu, tim Jaksa Penuntut Umum membacakan apa saja yang dilakukan oleh para pelaku.
Ia mengungkap bahwa sebelum melancarkan aksinya, para pelaku sudah berkali-kali mengadakan rapat.
Rapat itu membahas mengenai persiapan perampokan termasuk latihan untuk melompat setinggi pinggang.
Hal itu dilakukan untuk melatih gerak para pelaku saat melakukan perampokan yang telah mereka rencanakan.
"Sekira awal bulan Agustus 2021 para terdakwa dipertemukan oleh Dian Rahmat (berkas Splitsing) dengan Hendrik Tampubolon (pelaku meninggal saat prarekon) di Gang Patriot Jalan Menteng VII," ujarnya.
"Selanjutnya Hendrik Tampubolon mengajak para terdakwa ke Pinggir sungai denai dan membicarakan tentang rencana melakukan perampokan besar-besaran," lanjutnya.
"Setelah selesai men-survei lokasi Hendrik menjelaskan secara detail rencana sehingga perlu persiapan yang matang, dan latihan melompat setinggi pinggang karena nantinya para terdakwa melakukan perampokan tersebut di tempat ramai dan semakin cepat maka semakin banyak pula yang didapat," jelasnya.
Tak hanya latihan melompat, pelaku Hendri juga melatih para pelaku lain untuk menembak menggunakan senjata untuk melatih para pelaku saat melakukan perampokan itu.
Bahkan, sebelum beraksi, Hendri juga mengajak para pelaku untuk melakukan berdoa bersama agar perampokan itu berjalan dengan lancar.
"Setelah diskusi diruang tamu, Hendrik mengajak Paul masuk ke kamar tengah dan melatih Paul menggunakan Senjata api jenis FN," ungkapnya.
"Setelah paham, Hendrik memanggil Prayogi berdoa lalu menyuruh menggunakan semua sebo, topi dan tas," sambung JPU.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Mahdiyah |
Editor | : | Nurul Nareswari |