"800 Yen per jam. Kalau ada lembur harian ditambah 25 persen itu maksimal satu hari 11 jam dan kalau lembur di hari libur dapet tambahan 35 persen dari gaji biasanya."
"Sehari sekitar 10 ribu Yen jadi perbulannya bisa hitung sendiri, hari kerja 19-24 hari."
"Di perusahaan jamur atau part-time jadi petani gajinya sama aja," cerita dia.
Putrie menjelaskan kisaran gaji yang ia dapatkan itu sangat cukup untuk biaya hidupnya di sana.
Ia bahkan masih bisa menyisakan beberapa gajinya untuk ditabung.
"Cukup banget, udah bayar rumah, makan, skin care, liburan, belanja tapi tetep bisa nabung banyak," ucap dia.
Dari videonya yang viral itu, Putrie berpesan agar mahasiswa Indonesia lainnya tidak perlu takut untuk belajar atau bekerja di luar negeri.
Menurut dia, selain gaji yang didapatkan lebih tinggi, yang paling penting adalah pengalaman.
"Biasanya pada mikirin biaya hidup padahal enggak semahal itu kok."
"Di luar gaji yang tinggi bagi mahasiswa seperti aku dulu, yang paling penting pengalaman di sana banyak banget."
"Pembelajaran yang diambil apalagi tentang kedisiplinan orang jepang salut banget," jelasnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Mahasiswi Indonesia Kerja Jadi Petani di Jepang, Digaji Rp 1,3 Juta Sehari, Ini Ceritanya
(*)
Source | : | Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |