Hanya saja, langkah-langkah untuk melakukan kremasi di tempat David sangat rumit.
Di mana dia harus memproses mayat-mayat itu.
Baru kemudian mengirimnya ke kompor pembakaran.
Itu dilakukan hanya untuk mambakar satu mayat.
Jika jumlah mayatnya banyak dia kesulitan untuk menanganinya satu-per satu.
Karena dia tidak puas dengan bayaran yang diterimanya dan usaha yang tak sebanding dengan bayarannya.
Maka David mulai mencoba "trik kotor" untuk mengeruk keuntungan dari rumah kremasi.
Bahkan, caranya ini diklaim sebagai skandal terbesar rumah kremasi di dunia.
Bagaimana tidak, ia mulai mencoba memasukan lima sampai enam mayat sekaligus ke dalam tungku krematorium untuk memaksimalkan waktu dan keuntungan.
Kemudian, mereka akan mengirim abunya secara acak.
7 Tahun Nikah, Inilah Sosok Suami Fanny Ghassani yang Jarang Tersorot, Ternyata Punya Profesi Mentereng di Bali
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |